05. nurani

2.3K 201 4
                                    

Chenle menekan dengan malas tombol yang ada di pintu apartemen miliknya. Tapi dia tersadar akan satu hal. Nampaknya pintu apartemen miliknya tidak terkunci.

Eh salah, ini seperti abis selesai di bobol. Dia kemalingan? Sial masalah datang terlalu bertubi-tubi.

Boleh Chenle menjerit sekarang?

Chenle membuka dengan kasar pintu apartemen miliknya, objek pertama yang dia lihat adalah-

"Ayah... "

Chenle tidak sedang halusinasi kan, itu benaran ayahnya. Tapi tampaknya memang benar ayahnya. Lihat di samping nya ada nenek lampir yang memakai pakaian serba Gucci. Dan seorang anak laki-laki seumuran dirinya memakai kacamata.

Chenle benci melihat kutu buku satu ini.

"Lagi dan lagi Chenle!" Ucap ayah Chenle.

"Dasar anak tak guna, selalu membuat masalah!" Lanjut ayah Chenle.

"Bener, ganggu tau gak sih. Lagi enak libur malah dapet panggilan dari sekolah" Bukan, ini bukan ayah Chenle yang bicara tapi Wulan, ibu tiri Chenle.

"Bacot"

"Chenle! Dia itu mama kamu bicara lah yang sopan!"

"Dia bukan bunda gua dia itu nenek lampir lonte yang buat bunda gua pergi! "

"Chenle!"

"Apa!"

"Jaga ucapan kamu!"

"Buat apa? Lagian gua bicara kenyataan, dia emang cuman pelakor yang ngerusak rumah tangga orang. Cuman buat uang!"

"Ayah gak pernah ajarin kamu bicara gak sopan kayak gini"

"Jelas gak pernah, kan ayah cuman peduli dengan kak David"

"Itu karena David lebih baik dari kamu Chenle! Liat kakak mu David selalu membanggakan dan berprestasi! Beda dengan kamu yang pembangkang!"

"Jelas beda David kan keluar dari lobang lonte" Ucap Chenle sambil tersenyum remeh.

"Chenle!"

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi mulus milik Chenle. David menampar dengan keras pipi Chenle. Chenle memegang pipinya yang kena tampar sambil tertawa.

"Banci lu, cowok kok nampar!"

"Cowok tuh kek gini anjing!"

Bugh, bugh, bugh

Pukulan demi pukulan mendarat di wajah David. Bahkan kacamata yang David pakai telah retak berhamburan di lantai. Mulai dari wajah dan perut tidak luput dari pukulan Chenle.

Tawa Chenle terdengar begitu keras di dalam apartemen tersebut.

"Woy cupu, sini pukul jangan diem aja. Kenapa mau nangis yah di bawah ketek mak lu? "

Bugh

Satu pukulan di dapat Chenle, bukan David yang memukulnya melainkan ayah nya sendiri.

Cih

"Ayah kenapa ikutan? Ini urusan gua sama David"

"Urusan David urusan saya! Dia anak saya"

Deg

Bolehkah Chenle menangis, sungguh hatinya terasa sakit sekarang. Pukulan tadi tak seberapa dengan rasa sakit di hatinya.

"Anak ya? Okay mulai sekarang anak lu cuman David"

Plak

"Bicara yang sopan mana embel-embel ayah Chenle"

"Lu bukan ayah gua"

Sebangku||JICHEN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang