20. kabur

3.4K 229 135
                                    

Di sini mereka semua sekarang, duduk membentuk lingkaran di salah satu meja di depan warnet Yuta. Jisung, Jeno, Jaemin dan Mark jelas tidak tau apa permasalahan yang ada di antara pacar mereka. Tapi entah kenapa mereka juga ikut terseret dalam persidangan ini.

"Yaelah tiga aja udah berisik, sekarang nambah jadi tujuh. Apa gak runtuh nih warnet gua!" Ucap Yuta yang melihat mereka dari arah kasir sambil menghitung uang hasil ngewarnet.

Hening. Chenle, Haechan dan Renjun diam seribu bahasa sekarang. Marah, takut dan kecewa menyatu menjadi satu dalam benak mereka. Padahal mereka sahabat tapi mengapa saling menutupi hal sebesar ini?

"Sampai kapan kalian bakal diem?" Mark membuka suara, sebagai yang paling tua di antara mereka semua Mark menjadi penengah sekarang.

"Udah deh hompimpa aja yang pertama menang dia yang duluan cerita. Kalo kalian kek gini gimana selesai nya" Ucap Jeno memberi saran.

"Bener apa kata kak Jeno" Kini Jisung juga ikut bersuara.

"Santai aja kali, panggil Jeno aja" Ucap Jeno sambil menepuk bahu Jisung.

"Gak sopan, gimana pun kak Jeno kakak kelas" Jisung memberikan alasan.

"Jeno? Kakak kelas? Bukan lah Jeno satu angkatan sama kita. Tapi dia IPS" Jelas Jaemin.

Jisung melihat penampilan Jeno dari atas sampe bawah. Bagaimana mungkin orang yang ada di depannya sekarang itu bukan kakak kelas? "Lah ini kan seragam kelas 12" Jisung menunjuk seragam Jeno yang berbeda dari mereka semua.

"Yaelah Jeno tadi baju nya basah kena pipis anjing. Jadi dia nyolong baju kakak kelas di loker" Ucap Jaemin sambil tertawa. Lalu mendapatkan satu pukulan kepala dari Jeno.

"Diem bangsat! Mending sekarang kita fokus ke permasalahan ayang ayang kita!" Ucap Jeno kembali membuat mereka fokus ke permasalahan awal.

"Udah sekarang kalian semua hompimpa" Ucap Mark.

"Nanti yang menang dia yang cerita duluan" Semua mengangguk.

Mengikuti instruksi dari pak Mark akhirnya mereka bertiga mulai hompimpa. "Hompimpa ala yung gambreng nek ija pakek baju rombeng!" Ucap semua nya bersamaan.

Hasil hompimpa pun akhirnya keluar. "Okay berarti yang pertama Haechan, terus Chenle dan terakhir Renjun" Ucap Mark.

Haechan menatap ragu ke arah Mark. Mark menyakinkan pacar nya tersebut dengan menggenggam tangan Haechan.  Haechan hanya diam saja karena terlalu takut untuk bicara. Dan bingung mulai dari mana dia harus cerita.

"Gua bingung harus mulai dari mana" Ucap Haechan kepada kedua sahabatnya.

"Kalo bingung kek gini aja. Ada satu orang kasih pertanyaan nanti Haechan jawab" Kini Jisung memberikan saran.

"Yaudah gua tanya duluan, kenapa lo tega ngerahasiain ini" Ucap Renjun penuh penekanan.

"Gua gak ngerahasiain ini, gua udah sering ngasih tau kalian. Tapi kalian aja yang gak pernah percaya kalo pak Mark pacar gua" Ucap Haechan membela diri.

Kalau di pikir pikir Haechan memang sering bilang kalau pak Mark itu pacarnya tapi emang siapa yang bakal percaya. Secara Haechan itu siswa nakal dengan kapasitas otak gak nyampe seperempat.

"Kami pikir lu ngehalu! Jadi lu ngaku ngaku pak Mark itu pacar lu. Tapi kok bisa jadian?" Kini gantian Chenle yang bertanya.

"Bisa lah gua kan cakep. Mana mungkin pak Mark gak mau sama gua. Iya kan sayang" Ucap Haechan sambil memeluk lengan Mark. Mark hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari pacarnya.

"Pelet sih kalo kata gua" Ucap Chenle di angguki oleh Renjun. Kedua orang itu menatap geli ke arah Haechan yang sok manja ke Mark.

"Pak Mark, lu kok mau sih sama kembaran ijat" Ucap Renjun mendapatkan satu pukulan dari Haechan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebangku||JICHEN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang