04. keluarga?

3.8K 259 13
                                        

Pagi yang cerah dengan matahari yang bersinar begitu terang. Banyak siswa siswi yang baru datang ke sekolah dengan suasana hati yang senang dengan senyuman yang tak luntur dari bibir mereka.

Namun itu tidak berlaku dengan suasana hati milik Chenle. Tidak ada pagi yang bahagia hari ini. Chenle datang ke sekolah dengan bibir yang terus saja mengumpat. Meluapkan segala kekesalannya.

"Sial banget anjing! Guru cepu, pakek acara ngadu segala!"

Hari ini orang tua Chenle di suruh datang ke sekolah untuk menyelesaikan masalah yang Chenle perbuat. Bu Siti membawa permasalahan ini ke jenjang yang lebih serius. Tidak sekedar Chenle harus meminta maaf. Meskipun iya sudah pasti Chenle tidak mau.

Notifikasi dari ponsel Chenle terus saja berbunyi tidak henti henti. Chenle segera memeriksa pesan yang masuk di dalam ponsel.

"Mereka toh dari tadi heboh"

Cotba
Anda, Asep, Cecep

Cecep
P

engen sekolah tapi masih infusan

Asep
Makanya punya otak di pakek jangan di pajang. Overdosis kan lu

Cecep
Setidaknya punya otak gak kek lu gak ada @Asep

Asep
Gua bunuh sini lu. Kenapa sih malaikat maut kemarin gak langsung ambil nyawa lu?

Cecep
Jahat dedek ngambek nich

Anda
Sekolah kalian @Asep @Cecep

Cecep
Engga, masih koma gua

Asep
2in tapi bukan koma. Gua pergi ke tempat orang tua gua because mak gua lahiran

Anda
Anjing kapan bapak lu ngehamilin mak lu?

Cecep
Lah bener kapan bikinnya

Asep
Kemarin

Bruk!

Ponsel mahal milik Chenle jatuh ke tanah, bahkan tak sempat Chenle ingin membalas pesan di grup chat miliknya. Lembaran kertas yang di bawa oleh orang yang tabrakan dengan Chenle pun ikut jatuh berhamburan di tanah.

Satu kertas menempel tepat di wajah Chenle "Anying!"

Chenle menghempaskan dengan kasar kertas tersebut dan membuang nya secara asal. Matanya langsung menatap penuh kesal ke arah orang menabraknya.

"Kutu buku!" Tunjuk Chenle kepada Jisung.

Chenle mengendus dengan kesal, masih pagi tapi udah ketemu aja sama Jisung si kutu buku, kurang kurang kena sial lagi pakek acara tabrakan.

"Kalo jalan pakek mata anjing!"

"Jalan pakek kaki"

Chenle menatap dengan penuh amarah ke arah Jisung yang berani menjawab perkataan nya sambil memungut lembaran kertas yang berjatuhan di tanah. Tidak sedikitpun Jisung berniat untuk melihat Chenle.

Sama seperti Chenle yang tidak ada niat sedikitpun untuk menolong Jisung. Lalu Chenle mengambil ponsel miliknya, membersihkan layar ponsel miliknya yang terkena tanah. Memasukkan ponsel tersebut ke dalam kantung celananya dan pergi begitu saja. Meninggalkan Jisung sendiri.

Sebangku||JICHEN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang