"Jie pelan pelan"
Chenle merintis kesakitan saat Jisung tak sengaja menekan memar di wajahnya. Jisung merasa ngilu padahal dia hanya mengobati luka Chenle. Bagaimana bisa Chenle tidak menangis mendapatkan memar sebanyak ini?
Dengan telaten dan penuh kesabaran Jisung mengobati tiap sisi wajah Chenle. Memberikan salep pada tiap memar yang Jisung yakin tidak akan hilang dalam waktu 1 hari.
Apa Chenle terjerat pinjol? Sampai di hajar begini?
"Berapa lama kamu tidak bayar hutang?" Tanya Jisung dengan tangan yang masih mengobati Chenle.
"Hutang?"
"Iya, kamu di pukuli preman karena gak bayar utang kan?"
"Bangsat! Gua di pukul sama bokap bukan sama preman"
"Kamu ngehamilin anak orang yah?"
"Eh Jisung jangan sampe yah muka lu ikutan biru"
"Jadi?" Tanya Jisung sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.
"Gua kabur dari rumah karena berantem sama bokap. Bokap gua jauh lebih milih kakak tiri gua di bandingkan gua anak kandungan. Udah itu aja yang perlu lu tau"
Jisung mengangguk, sepertinya Chenle tidak akan menjelaskan lebih detail masalah yang dia hadapi.
"Kenapa lu nerima gua buat tinggal di sini? Padahal selama ini gua jahat sama lu" Tanya Chenle kepada Jisung karena jujur dirinya sedikit merasa bersalah sekarang.
Tangan Jisung yang sedang membereskan obat dan kapas kini terhenti saat mendengar pertanyaan dari Chenle.
Jisung menatap dengan lekat kedua mata Chenle, begitu pula dengan Chenle yang menatap lekat mata Jisung.
"Lu udah dapet yang lu mau, gua udah gak bakal bahas soal tempat duduk. Jadi gua rasa gak ada alasan kenapa lu nerima gua buat tinggal di sini" Lanjut Chenle.
"Dari pada nanya itu kenapa gak bilang makasih aja?" Ucap Jisung membuat Chenle terdiam.
Benar dirinya belum bilang makasih dari tadi. Emang tidak tau diri untung tidak di usir sama Jisung.
"Ah, makasih Jisung" Ucap Chenle gelagapan.
Jisung hanya mengangguk tidak menjawab dan pergi meninggalkan Chenle yang terduduk di sofa dengan wajah malu.
"Bangsat, keknya emang gua suka gak tau diri deh"
•Sebangku•
"
Jisung, ini beneran kita tidur bareng?" Tanya Chenle kepada Jisung yang sedang mencari bantal tambahan di dalam lemari.
"Iya, kamar di rumah ini cuman ada dua, satu kamar aku satu lagi udah jadi gudang" Jawab Jisung sambil memberikan satu bantal kepada Chenle.
Chenle menerima bantal tersebut dan memeluknya. Setelah menerima bantal tersebut Chenle berjalan menuju kasur berniat untuk tidur duluan. Karena badannya sangat lah sakit semua.
"Kamu udah mau tidur?"
Chenle mengangguk sebagai jawab atas pertanyaan Jisung. Jujur Chenle terlihat lucu saat ini. Bagaimana poni itu ikut turun naik saat kepala Chenle mengangguk. Bagaimana bibir Chenle yang tersenyum sambil memeluk bantal. Dan jangan lupakan sebuah piyama berwarna putih cukup kebesaran yang sedang dia pakai.
Apa ini Chenle si berandalan? Iya ini memang Chenle si berandalan jika melihat wajah yang penuh memar.
"Gosok gigi dulu" Ucap Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebangku||JICHEN||
Teen FictionJisung si kutu buku duduk sebangku dengan Chenle si berandalan. Warn⚠️ BXB|HOMO|GAY Jisung dom Chenle sub Lokal Cerita ini murni dari pemikiran otak saya yang sinyal nya E+ jadi mohon maaf bila ada kesamaan. Star:21122023