07. sahabat

2.5K 191 18
                                    

Hari senin kini kembali menyapa kehidupan Chenle. Pagi hari Chenle di sambut dengan Jisung yang sedang menyiapkan sarapan.

Selama mereka tinggal bersama, mereka hanya saling bicara seadanya. Jisung yang sibuk membaca buku di meja belajar dan Chenle yang sibuk bermain game di kasur. Interaksi antara kedua nya tidak sering terjadi.

Bahkan hanya di malam hari keduanya saling bicara. Dengan Jisung yang selalu mengucapkan good night ke Chenle. Dan entah mengapa itu bagaikan rutinitas yang wajib selama 3 hari ini.

"Ini nasi goreng di makan" Ucap Jisung sambil menyerahkan sepiring nasi goreng dengan tambahan sosis kepada Chenle.

Chenle menerima dengan baik nasi goreng yang di masak oleh Jisung.

"Makasih Jisung!" Ucap Chenle. Untuk pertama kalinya dalam hidup seorang Zhong Chenle mengucapkan kata keramat ini.

Langsung saja mereka berdua saling menikmati acara sarapan dengan keheningan. Tidak ada satu pun pembicaraan yang keluar dari mulut mereka. Bahkan sampai mereka selesai makan.

•Sebangku•

Chenle dan Jisung telah sampai ke sekolah. Tadi mereka berdua berangkat dengan menggunakan bis. Tentu saja dengan Jisung yang membayar.

Saat di sekolah semua kembali seperti sebelumnya. Jisung dan Chenle kembali menjadi dua orang yang tidak saling bertegur sapa. Melupakan kenyataan bahwa sekarang mereka berada di satu atap.

Sekarang kaki Chenle sedang melangkah menuju ke rooftop berlawanan arah dengan Jisung yang menuju ke perpustakaan.

Chenle tadi sempat membuka pesan di ponselnya. Kedua curut kesayangannya telah kembali bersekolah, Haechan dan Renjun. Dan mereka ingin membicarakan hal yang sangat penting.

Saat sampai di atas rooftop Chenle di kagetkan dengan Haechan dan Renjun yang langsung memeluk dirinya.

Chenle merasa kaget saat kedua sahabatnya memeluk dirinya. Ada apa dengan kedua manusia ini?

"Lu pada kenapa dah? Gua serepet nih" Chenle mencoba melepaskan pelukan kedua sahabat nya. Karena mereka memeluk Chenle sambil menangis tersedu sedu.

"Gak usah cengeng, gua gak ada permen" Ucap Chenle saat berhasil melepaskan pelukan Renjun dan Haechan.

"Anak anjing, di khawatirin malah ngejek!" Ucap Renjun sambil mengelap kedua matanya yang berlinang air mata.

"Lah bapak gua kan emang anjing"

Seolah tak menghiraukan ucapan Chenle tadi Haechan kembali memeluk Chenle dengan begitu erat.

"Chenle, lu pasti kek gini demi gua kan hiks. Lu segitunya membela cinta gua dengan pak Mark. Sampe rela di usir dari rumah karena berurusan dengan bu Siti hikss. Gua terharu hiks!" Jelas Haechan panjang lebar sambil mengelap ingus di tangan Renjun.

"Ke ge'eran lu anjing" Chenle mendorong Haechan yang memeluk dirinya.

"Anak anjing jijik gua, ngelap ingus di tangan gua! Huek!" Renjun menatap dengan jijik tangan kanannya yang terkena ingus Haechan.

"Sorry, kok kalian galak sih! Dedek kan jadi takut" Haechan bicara dengan memasang wajah sok imut miliknya.

"Berhenti atau gua dorong lu dari atas gedung ini"

Sebangku||JICHEN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang