Bahagia, itulah yang Jisung rasakan sekarang. Bagaimana mungkin Jisung tidak merasa bahagia jika orang yang dia cinta sekarang sedang tidur dengan nyenyak di dalam pelukan nya. Jisung tidak bohong soal Chenle yang terlihat sangat menggemaskan saat tertidur. Buktinya Jisung sejak tadi terus saja mencuri satu kecupan di bibir Chenle.
Entah sejak kapan Jisung mulai menyukai aktivitas ini. Memang di awal Jisung merasa ragu dan bersalah karena mencuri kecupan. Tapi entah sejak kapan hal itu menjadi hal wajib yang selalu dia lakukan.
Cup
Kecupan kali ini jauh lebih lama dari biasanya. Jisung memandang wajah Chenle yang masih tertidur tidak terusik sedikit pun.
Sekarang akal dan napsu sedang berperang di dalam diri Jisung. Ribuan kali Jisung menyebutkan nama Tuhan. Sumpah Jisung tidak cabul tapi seperti sedikit mencicip bibir Chenle tidak masalah kan? Bukan kah mereka sudah pacaran!
"Jisung apa yang kamu pikirin!" Kini Jisung mencoba menyadari akal sehatnya. Kembali mencoba untuk menahan diri untuk kesekian kalinya.
Tidak sekarang tapi nanti ini semua masih terlalu cepat untuk Chenle. Jangan sampai hubungan yang baru satu hari ini pupus hanya karena Jisung lepas landas.
"Chenle" Jisung menepuk nepuk dengan lembut bahu Chenle berharap yang dipanggil namanya bangun.
Namun yang namanya Chenle tidur seperti orang mati hal ini tentu tidak bisa membuat dirinya bangun. Terpaksa Jisung harus menggunakan jurus pamungkas.
"Anjing!" Chenle terbangun karena kekurangan pasokan udara. Hal itu karena Jisung menutup hidung Chenle.
Jisung hanya tersenyum saat melihat raut kesal dari wajah Chenle. "Maaf abisnya kamu gak bangun dari tadi" Jelas Jisung kepada Chenle.
"Ya kan bisa pakek cara lain bangsat!" Chenle mengendus kesal lalu berniat ingin beranjak dari atas kasur. Namun terhentikan karena Jisung memeluknya.
"Lu ngapain meluk gua?" Tanya Chenle kepada Jisung.
"Pengen aja, kenapa? Gak boleh yah?" Kini Jisung yang balik bertanya kepada Chenle.
"Gak apa sih, serah lu dah mau ngapain" Jisung semakin mengeratkan pelukan nya pada Chenle.
Setitik rasa bersalah mulai muncul di dalam hati Chenle. "Maaf" Ucap Chenle dengan begitu lirih.
"Maaf Jisung gua belum bisa cerita soal diri gua" Semalam seharusnya Chenle bercerita tentang dirinya. Namun Chenle belum bisa menceritakan hal tersebut. Jisung tidak memaksa kok asal Chenle merasa nyaman.
•Sebangku•
Saat ini Jisung sedang memakaikan helm pada Chenle. Sebenarnya Chenle bisa pakai sendiri cuman Jisung nya aja yang bucin.
"Nah udah" Ucap Jisung sambil tangannya mencubit kedua pipi Chenle. Chenle menjadi jauh lebih menggemaskan saat sudah menjadi pacarnya.
"Akhhh! Jiwsuwng lewpas!" Chenle mencoba menarik tangan Jisung yang ada di pipinya. Karena kasihan Jisung pun melepaskan tanganya.
Satu cubitan di perut Jisung dapatkan. Karena membuat Chenle kesal. "Ayok bangsat berangkat! Berhenti senyam senyum!"
"Mulutnya" Ucap Jisung namun tidak di dengarkan oleh Chenle. Jisung harus cari cara agar Chenle tidak toxic lagi.
Motor vespa biru itu kini berjalan menelusuri jalan. Hening tidak ada pembicaraan saat di atas motor. Jisung yang fokus pada jalan dan Chenle yang sedang bergelut dengan pikiran nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebangku||JICHEN||
Teen FictionJisung si kutu buku duduk sebangku dengan Chenle si berandalan. Warn⚠️ BXB|HOMO|GAY Jisung dom Chenle sub Lokal Cerita ini murni dari pemikiran otak saya yang sinyal nya E+ jadi mohon maaf bila ada kesamaan. Star:21122023