"ibu". Sapa Hilya pada seorang wanita berumur.
Ibu panti menatap Hilya dan seseorang yang sedang mengendong Jinjin.
"Jinjin". Kata ibu panti lalu menghampiri Jinjin.
"Jinjin kau tidak apa-apa"? Tanya ibu panti khawatir.
"Jinjin baik-baik saja ibu". Kata Jinjin.
"Biar Hilya obati Bu". Kata Hilya lalu pergi untuk mengambil p³k.
Seokjin mendudukkan Jinjin disofa dan dia duduk didamping Jinjin. Ibu panti menatap luka Jinjin dengan iba.
"Kau kemana saja sayang"? Tanya ibu panti.
"Tadi Jinjin bermain layang-layang bersama paman ini". Kata Jinjin menunjuk Seokjin.
Ibu panti menatap Seokjin dan Seokjin langsung memberi hormat padanya.
"Maaf ibu karena saya lalai menjaga Jinjin". Kata Seokjin menyesal.
"Ini adalah musibah, sudah jangan dipikirkan". Kata ibu panti.
Tak lama, Hilya datang dengan obat ditangannya. Hilya duduk disamping Jinjin yang lainnya.
Hilya membersihkan lukanya lalu mengobatinya. Seokjin terus menatap Hilya dan itu tidak luput dari perhatian ibu panti.
"Jinjin, apa kau bisa berjalan"? Tanya Hilya.
"Bisa bibi". Kata Jinjin.
"Kajja, Jinjin harus istirahat agar cepat sembuh ". Kata Hilya.
"Baiklah". Kata Jinjin sedikit lesu.
Hilya mengajak Jinjin kekamarnya, sepeninggalan Hilya.
"Hilya itu lupa ingatan". Kata ibu panti tiba-tiba dan itu menjadi perhatian Seokjin.
"Maksud ibu"? Tanya Seokjin.
"Oh, siapa namamu nak"? Tanya ibu panti.
"Saya Kim Seokjin ibu". Kata Seokjin ramah.
"Kim Seokjin? Pemilih perusahaan berlian"? Tanya ibu panti memastikan.
"Ya bisa dibilang begitu". Kata Seokjin dengan malu-malu.
"O iya, maksud ibu tadi apa"? Lanjut Seokjin.
"Hilya? Sebenarnya ibu juga tidak tau siapa nama aslinya, jadi ibu memanggilnya Hilya saja karena dia lupa ingatan, apa kau mengenalnya? Sejak tadi ibu perhatikan nak Seokjin selalu melihat Hilya". Kata ibu panti.
"Dia mirip dengan istri saya yang waktu itu dirumah sakit, namun rumah sakit itu kebakaran dan saya ada diluar rumah sakit. Ketika saya mencarinya, saya tidak menemukannya didalam ruangannya, bahkan ruangan itu sudah dipenuhi oleh api". Jelas Seokjin.
Pernyataan Seokjin membuat ibu panti terkejut, pasalnya dia menemukan Hilya juga dirumah sakit yang kebakaran.
"Jika boleh tau, dirumah sakit mana tuan yang kebakaran"? Tanya ibu panti.
"Rumah sakit Seoul". Kata Seokjin.
"Nomor ruang rawat"? Tanya ibu panti lagi.
"Nomor 205". Kata Seokjin.
Lagi-lagi ibu panti terkejut, karena dia juga menemukan Hilya diruang rawat nomor 205.
"Ibu...."? Panggil Seokjin dengan wajah yang minta jawaban dari pertanyaannya 'apa Hilya itu istriku'?
Ibu panti melihat Seokjin sejenak kemudian tersenyum dan mengangguk, Seokjin terkejut dengan penyataan itu.
"Ibu...~".