Kookie ikut bersama Seokjin ke Seoul begitupun dengan Jinjin. Mereka melakukan penerbangan dimalam hari, hingga sekarang sudah sampai dirumah Seokjin.
"Selamat datang kembali". Sabut Seokjin bahagia.
"Wahhhh paman, rumah paman besar sekali". Kata Jinjin.
"Jinjin, kau melupakan sesuatu". Kata Seokjin.
"Heum"?
"Iya, kau melupakan sesuatu". Kata Seokjin.
"Apa"? Tanya Jinjin.
"Sayang".
Kookie berjongkok dihadapan Jinjin dan mengelus wajahnya.
"Jinjin, sekarang Jinjin adalah putra kami....jadi Jinjin harus memanggil papa dan mama, oke". Kata kookie.
"Papa dan mama". Kata Jinjin bahagia.
"Terima kasih papa dan mama, karena sudah mau menyanyagi Jinjin". Lanjutnya.
Kookie memeluk Jinjin dan berucap sama-sama, begitupun dengan Seokjin, dia ikut memeluk keduanya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Pagi ini kookie sedang memasak didapur, walaupun dia belum mengingat kembali tapi dia akan berusaha menjadi istri yang baik.
Dia percaya pada Seokjin jika dia adalah suaminya ditambah lagi foto mereka berdua yang dikamar dan ruang tamu.
Sebuah tangan melingkar pada pinggang rampingnya membuat kookie terdiam dan melihat tangan yang ada di pinggangnya.
"A-apa yang kau lakukan"? Tanya kookie gugup karena sekarang Seokjin meletakkan kepalanya dipundaknya.
"Kau adalah istriku". Kata Seokjin.
"Tapi aku...-".
"Aku akan bersabar". Kata Seokjin.
"Terima kasih". Kata kookie.
"Kiss". Pinta Seokjin dan memiringkan kepalanya.
"Hah? K-kiss"? Gugup kookie.
"Iya, cepatlah sebelum Jinjin bangun". Kata Seokjin.
Dengan sedikit ragu, kookie mencium pipi Seokjin sekilas kemudian dia menunduk malu.
"Kenapa menunduk"? Tanya Seokjin yang masih setia memeluk kookie dari belakang.
"Malu". Cicitnya.
Seokjin membalikkan tubuh kookie untuk menghadapnya. Seokjin menangkup wajah kookie.
"Jangan malu, kau adalah istriku". Kata Seokjin.
Cup
Seokjin mencium bibir kookie kemudian lari begitu saja.
"Yakkk! Kim Seokjin". Teriak kookie karena Seokjin menciumnya tanpa izin.
Kookie menyentuh bibirnya yang dicium oleh Seokjin dan tersenyum manis.
"Manis". Gumamnya.
Kookie melanjutkan membuat sarapan untuk suami dan anaknya.
Tak butuh waktu lama untuk membuat sarapan, karena sarapan sudah terhidang dimeja makan. Kookie ingin memanggil suami dan anaknya namun keduanya sudah turun kebawah.
"Mama". Teriak Jinjin senang.
"Sayang jangan berteriak". Kata kookie dengan lembut sedangkan Seokjin dan Jinjin hanya tertawa kecil.
Ketiganya sarapan bersama, Seokjin mengambil cuti selama 1 hari. Selesai sarapan, ketiganya pergi jalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama.
Seokjin sangat bersyukur karena dia dapat menemukan istrinya dan juga mendapatkan putra tampan dan mengemaskan, terkadang dia teringat oleh Ji-won.