Setelah sampai dirumah sakit, segera seorang dokter melakukan pemeriksaan terhadap kookie.
Seokjin begitu khawatir terhadap istri dan calon bayinya, dirinya selalu mondar-mandir didepan periksa istrinya.
Cklek
"Dokter, bagaimana Dok"? Tanya Seokjin tidak sabaran ketika dokter itu keluar dari ruangan kookie.
Helaan nafas terdengar dari sang dokter, membuat Seokjin semakin penasaran.
"Dokter bagaimana? Mereka baik-baik saja kan Dok"? Tanya Seokjin lagi.
"Ikut keruangan saya". Kata sang dokter lalu pergi dan Seokjin membuntuti dokter tersebut.
"Silakan duduk". Kata sang Dokter.
Seokjin duduk dikursi yang sudah dipersiapkan.
"Janin yang dikandungnya baik-baik saja, tapi kejadian ini jangan sampai terulang kembali". Kata sang dokter.
Seokjin bernafas dengan lega ketika mendengar calon bayinya selamat.
"Untuk ibunya, harus benar-benar istirahat walaupun keadaan bayinya tidak baik-baik saja tapi harus tetap dijaga". Kata Dokter.
"Baik Dok, terima kasih, saya permisi dulu". Kata Seokjin.
"Silahkan". Kata dokter.
Seokjin keluar dari tangan dokter dan menuju ruangan istrinya.
Ketika Seokjin masuk, hal pertama yang dia lihat adalah istrinya yang sedang duduk dan menatap kearahnya.
"Yeobo". Lirih kookie dengan air mata yang mulai membasahi wajahnya.
Dengan cepat, Seokjin menghampiri istrinya dan memeluknya dengan hangat.
"Jangan menangis, semuanya baik-baik saja". Kata Seokjin menenangkan.
"Yeobo, bayi kita hiks hiks". Lirih kookie lagi.
"Baby baik-baik saja, sudah jangan menangis nanti baby sedih". Kata Seokjin dengan mengelus lembut pundak kookie.
"Sudah, sekarang istirahatlah, aku akan menemanimu". Lanjut Seokjin lagi.
"Tidak kekantor"? Tanya kookie.
"Kalian bertiga adalah prioritas ku kookie, sudah istirahat". Kata Seokjin sembari membaringkan tubuh kookie dikasur rumah sakit.
"Baiklah, o ya yeobo, Jinjin sebentar lagi pulang". Kata kookie.
"Baiklah, nanti aku akan menjemputnya dan membawanya kemari". Kata Seokjin dengan lembut.
"Baik". Kata kookie lalu mulai memejamkan kedua matanya.
Setelah dirasa kookie sudah tidur, Seokjin beranjak dari duduknya dan pergi.
Anak-anak sekolah sudah berhamburan keluar dari kelasnya begitupun dengan Jinjin yang menunggu sopir pribadi keluarganya.
"Kenapa ahjussi lama sekali? Jinjin sendirian disekolah". Gumamnya setelah menunggu cukup lama.
Tin
Tin
Tin
Suara klakson mobil membuat Jinjin melihat kearah mobil tersebut.
"Papa"! Pekik Jinjin ketika Seokjin keluar dari dalam mobil.
"Hai, brother". Sapa Seokjin dengan gaya kocaknya.
"Papa". Kata Jinjin dengan senang.
"Maaf papa terlambat menjemputmu, tadi papa membelikan makanan dulu". Kata Seokjin.