🍁1

1.3K 65 2
                                    

Dirumah yang mewah dan juga megah, seseorang sedang terduduk diam dengan wajah sembabnya dan hanya terdengar isakannya saja.

"Aku lelah". Lirihnya.

Flashback on

Seorang pemuda tampan memasuki rumah megah dan mewah itu dengan kemarahan.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau terlihat sangat marah"? Tanya seorang perempuan cantik dan juga imut itu dengan lembut.

Pria itu tak menghiraukan pertanyaan perempuan itu, namun perempuan itu terus bertanya sampai diatas tangga.

"Bisakah kau diam"! Bentaknya dengan tatapan tajamnya.

"Sudah ku katakan padamu, jangan urusi urusanku, kau bukan siapa-siapa bagiku". Bentaknya lagi.

"Tapi....arrggghh".

Pria itu mendorong perempuan yang ada didepannya. Perempuan itu terjatuh dari anak tangga, untungnya itu tidak terlalu tinggi.

"Arrgghhh". Rintihnya sembari memegangi kakinya.

"Itulah akibatnya jika mengangguku". Kata pria itu lalu pergi.

"Hiks...hiks.....ayah, ibu...aku rindu". Lirih perempuan itu.

Flashback off

Setelah sampai dikamarnya, perempuan itu mengambil minyak urut untuk kakinya. Butuh perjuangan baginya untuk sampai dikamarnya dilantai bawah.

"Sepertinya terkilir kakiku". Gumamnya.

"Hah, kenapa hidupku sangat menyedihkan sekali, menikah dengan orang yang kejam sepertinya sangat menguras energi ku". Keluhnya lagi.

Setelah memberikan minyak urut pada kaki kirinya, perempuan itu mengambil cermin kecil dan melihat wajahnya.

"Lihatlah, mata indahku ini, sudah bengkak karena menangis karena dia mendorongku, dia sangat menyebalkan sekali. Kenapa ayah menikahkanku dengannya lagi". Gumamnya lagi.

Setelah puas memandangi wajahnya dicermin kecil, perempuan itu merebahkan dirinya dan tertidur agar rasa nyerinya sedikit mereda.

🍁🍁🍁🍁🍁

Sedangkan dikamar atas, seseorang sedang minum-minum hingga habis 3 botol.

"Kau, kau akan kalah denganku Park Seojun, kau akan kalah, dan aku...dan aku akan menang". Rancaunya.

Tak lama beberapa menit kemudian dia tertidur disamping kasurnya dengan botol-botolnya yang kosong.

🍁🍁🍁🍁🍁

Pagi ini, semua sarapan pagi sudah terhidang dimeja makan dengan rapih, menunggu sang tuan untuk menyantapnya.

"Kenapa lama sekali? Apa dia belum bangun"? Gumamnya.

Karena menunggu terlalu lama, perempuan itu menyusul kekamarnya namun sebelum kakinya menaiki tangga, suara seseorang menghentikannya.

"Aku tidak akan sarapan dirumah". Kata pria yang berjalan ditangga tanpa melihat lawan bicaranya.

"Tapi....".

Tatapan tajam pria itu membuat perempuan dihadapannya terdiam karena takut.

"Baiklah". Katanya.

Pria itu pergi dari rumah untuk menuju kantornya.

"Aku sudah memasak banyak dan penuh perjuangan, tapi dia?...hah sudahlah, lebih baik aku kasih ke pak satpam aja". Katanya.

Perempuan itu mewadahi semua makanan kedalam rantang dan membawanya ke post satpam dekat dengan gerbang rumahnya.

"Nona Kim, ada apa? Apa butuh bantuan"? Tanya pak satpam ramah ketika majikannya datang.

"Pak, panggil aja kookie, jangan nona Kim, saya kurang suka". Kata kookie dengan lembut dan ramah.

"Tapi saya tidak berani nona, nanti saya dimarahi oleh tuan". Kata pak satpam menolak halus.

"Tuan tidak akan tau, oke". Kata kookie meyakinkan.

"Ah baiklah kookie ". Kata pak satpam yang masih canggung.

"Bagus, dan ini tadi saya masak terlalu banyak jadi untuk bapak aja". Kata kookie menyerahkan sebuah rantang.

"Wah terima kasih kookie, bapak akan habiskan". Kata pak satpam senang dan menerima makanannya dari tangan kookie.

"Baiklah jika begitu, kookie kedalam dulu pak, selamat makan". Kata kookie lalu pergi.

"Mungkin putriku sudah sebesar kookie jika masih hidup". Kata pak satpam sambil memandangi punggung nonanya yang berjalan dengan pincang.

"Oh, kookie kenapa? Kenapa jalannya seperti itu dan kakinya....diperban". Kata pak satpam terlihat khawatir namun dia tidak berani untuk bertanya.

Setelah sampai didalam rumah, kookie duduk disofa dan melihat kaki kirinya yang terlihat bengkak.

"Kenapa bengkak sekali? Padahal sudah aku beri minyak urut". Monolognya.

"Apa aku kerumah sakit saja ya? Sepertinya harus begitu, jika aku lama-lama sakit, maka tidak akan ada yang mengerjakan pekerjaan rumah". Lanjutnya lagi.

Kookie bersiap-siap untuk kerumah sakit dan sudah memesan taxi.

🍁🍁🍁🍁🍁

Semua karyawan membungkuk ketika Presdir mereka datang dengan sekretarisnya dibelakang.

Tubuhnya yang gagah dan rahang yang kokoh, dan ketampanan yang sempurna, pria itu melewati karyawan dengan cuek dan dingin.

"Tolong, siapkan berkas-berkasnya yang saya minta tadi". Perintahnya pada sekretarisny.

"Baik sanjang-nim". Kata sekretaris Cha lalu pergi.

Pria itu duduk dikursi kebesarannya yang terdapat papan namanya "KIM SEOKJIN".

Tak lama, pintu ya terbuka dan menampilkan sekretaris Cha dengan berkas-berkas yang di minta ya tadi.

Sekretaris Cha meletakan berkas-berkasnya kemudian pergi.

Seokjin memeriksa setiap berkas-berkasnya dan menandatanganinya.

🍁🍁🍁🍁🍁

"Saya sudah membuat resep obat untuk anda, dan bisa menebusnya diapotik terdekat. Kaki anda terkilir sedikit dan untungnya anda segera memijatnya". Kata sang dokter.

"Terima kasih Dok, jika begitu saya pamit pergi dulu dok". Kata kookie.

"Baiklah, semoga lekas sembuh". Kata sang Dokter.

Kookie pergi dari rumah sakit, namun diloby rumah sakit, kakinya terasa nyeri dan membuatnya oleng, namun seseorang menahan tubuhnya.

"Kau tidak papa"? Tanya pria itu.

Kookie langsung berdiri dan sedikit menjauh dari orang tersebut.

"Aku tidak papa, terima kasih sudah membantuku". Kata kookie dengan ramah.

"Maaf aku buru-buru, permisi". Kata kookie lalu pergi.

Pria itu menatap kepergian gadis itu dengan sedikit tersenyum.

"Sempurna". Gamamnya.

Semoga kalian suka ya.
Papaiiiiii.....

LOVE ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang