Karena hari libur pekan, Seokjin membawa keluarga kecilnya untuk bersenang-senang dan bermain berbagai macam wahana.
"Papaaa! Mamaaa! Ini seru sekaliii". Teriak Jinjin ketika main perosotan air.
"Hati-hati sayang". Teriak kookie.
Ketiganya menghabiskan waktu bersama, hingga kini ketiganya sudah berada dimobil untuk pulang kerumah.
Setelah sampai, Seokjin mengendong Jinjin yang sudah tertidur.
"Aku akan membawa kekamarnya ". Kata Seokjin.
"Aku ikut". Kata kookie.
"Ayok". Kata Seokjin.
Keduanya masuk kedalam kamar Jinjin dan membaringkan tubuh anak berumur 5 tahun itu dengan hati-hati.
Seokjin memandangi wajah tampan dari anaknya itu.
"Dia sangat tampan sekali, dia juga sedikit mirip denganku". Kata Seokjin.
"Mungkin waktu mengandung dirinya, ibunya mengagumi ketampanan mu". Kata kookie.
"Tapi bagaimana bisa seperti itu"? Tanya Seokjin polos.
"Yeobo, kau adalah orang yang cukup terkenal di negara ini, fotomu tersebar di internet, mudah bagi orang-orang untuk mendapatkannya". Kata kookie.
"Mereka hanya bisa melihat fotoku saja, dan kau yang sudah mencuri hatiku, maafkan aku koo, karena sudah pernah menyia-nyiakan dirimu". Kata Seokjin.
Kookie menggenggam tangan Seokjin dan mengelusnya lembut.
"Yang lalu biarlah berlalu, itu akan menjadi sebuah kisah yang akan selalu bersama kita, aku tidak akan melupakannya tapi aku akan belajar untuk menerimanya, ini adalah bagian takdirku bersamamu". Kata kookie dengan lembut.
Cup
Kookie mencium bibir Seokjin singkat dan Seokjin tidak akan puas dengan itu. Seokjin menarik tengkuk leher kookie dan menciumnya. Cukup lama keduanya berciuman hingga tidak menyadari sesuatu.
"Kalian sedang apa"? Tanya Jinjin tiba-tiba dengan bertopang dagu.
Seokjin dan kookie langsung melepaskannya dan menatap Jinjin bersamaan.
"Apa yang kalian lakukan"? Tanya Jinjin dengan polosnya.
"Ah..itu...iya...papa..mama... itu ". Gugup kookie ketika putranya menatapnya.
"Sayang". Kata Seokjin sambil mengangkat Jinjin agar duduk di pangkuannya.
"Belum saatnya Jinjin mengetahuinya oke, tunggu sampai Jinjin dewasa dan menikah dengan gadis yang Jinjin sukai". Kata Seokjin memberi pengertian.
"Jadi sekarang Jinjin tidak boleh tau ya"? Kata Jinjin sedikit kecewa.
"Heyy, jangan sedih...emm bagaimana jika besok Jinjin ikut papa kekantor"? Tawar Seokjin.
"Yeobo? Besok Jinjin harus sekolah". Kata kookie yang tidak terima.
"Tidak apa sayang, besok aku akan meminta izin pada gurunya agar mengizinkan Jinjin kekantor". Kata Seokjin.
"Bagaimana Jinjin sayang"? Tanya Seokjin lagi.
"Mau papa, Jinjin mau kekantor papa". Kata Jinjin antusias.
"Baiklah sekarang Jinjin harus tidur lagi oke". Kata Seokjin.
"Oke papa". Kata Jinjin.
Cup
Jinjin mencium pipi Seokjin sekilas lalu turun dari pangkuan Seokjin dan tidur kembali.
"Ayo kita kekamar". Ajak Seokjin.