Setelah makan malam, Jinjin langsung masuk kedalam kamarnya begitupun dengan Seokjin dan kookie.
Kookie sedang berbaring dikasurnya karena Seokjin pergi kekamar mandi. Tak lama pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan seseorang yang masih memakai handuk di pinggangnya.
"Kenapa belum tidur koo"? Tanya Seokjin dan berjalan mendekati kookie.
Kookie yang kaget langsung duduk dari tidurannya dan langsung mendapatkan perut sixpack suaminya.
Kedua matanya membesar, pipinya memanas dan merah. Kookie tidak bisa mengerakkan kepalanya karena susah dia gerakkan seorang seluruh tubuhnya kaku.
Kookie hanya bisa menelan ludahnya kasar berkali-kali.
"Koo". Panggil Seokjin namun tidak ada respon.
"Koo". Panggilnya lagi dengan sedikit tepukan dibahunya.
"Hah? Ya? Tidur? Aku...belum ya aku...".
"Koo". Panggil Seokjin lagi yang memotong perkataan kacau kookie.
Seokjin duduk dipinggir kasur dan menatap wajah cantik istrinya. Tangannya terulur kewajah cantiknya.
"Kau kenapa emm? Apa yang kau pikirkan"? Tanya Seokjin lembut.
"A-aku...aku..".
"Katakan saja, tak apa". Kata Seokjin.
"Andai kau tau jika aku begini karenamu". Hati kookie.
"Tidak ada". Kata kookie.
Seokjin hanya diam saja dan elusan pada pipi kookie semakin menurun. Seokjin mengelus-elus bibir istrinya dan menatapnya dengan minat.
"Apa yang akan terjadi setelah ini"? Hati kookie lagi.
Semakin dekat, wajah keduanya dan Seokjin menatap mata cantik istrinya.
"Boleh"? Izinya.
Kookie hanya mengangguk saja, tak mau menyia-nyiakan, Seokjin langsung menyambar bibir kookie.
Cukup lama keduanya berciuman, sampai Seokjin melepaskannya.
"Sudah cukup koo, aku tidak mau kelepasan". Kata Seokjin, menatap wajah istrinya.
"Ke-kenapa"? Tanya kookie.
"Aku ingin melakukannya jika kau sudah ingat semuanya, agar kau mengetahui cinta kita dan merasakan kerinduan kita satu sama lain". Kata Seokjin.
"Tapi sekarang aku sudah disini, apa itu kurang cukup"? Tanya kookie.
"Tidak, itu sudah sangat sangat cukup sekali, hanya saja, kau belum merasakan cinta diantara kita, aku tidak mau kau merasakan terbebani dengan semuanya". Jelas Seokjin.
"Tidak, aku tidak merasa terbebani sama sekali". Kata kookie.
"Tidurlah, aku akan kekamar mandi dulu". Kata Seokjin dan hendak pergi namun pergelangan tangannya ditangan oleh kookie.
"Kenapa koo"? Tanya Seokjin.
"Aku...aku...aku...".
"Aku, apa"? Kata Seokjin.
"Aku...aku sudah ingat semuanya, semuanya". Kata kookie.
Seokjin masih mencoba untuk memahami perkataan kookie.
"Aku sudah ingat semuanya yeobo hiks, aku juga ingat Ji-wonnie hiks". Kata kookie terisak.
Seokjin langsung memeluk istrinya dengan hangat.
"Kau sudah ingat koo? Kapan kau mengingatnya kembali"? Kata Seokjin.
"Tadi pagi, ketika aku membawa air untuk membersihkan batu hias ditaman belakang dan aku terjatuh karena kakiku sendiri, dan kepalaku terantuk tanah". Jelas kookie.