Crazy Girl; Lily [08]

999 161 45
                                    

Call Me Mpiw!
Helaawww kangen gak?
Khusus part ini sama persis dengan yg ada di Short Story Lily si Cegil ya guys, mau dibaca lagi boleh, enggak pun gak masalah😉










Beberapa hari berlalu begitu cepat, dan di setiap harinya Namjun semakin sibuk saja dengan segala pekerjaannya. Namun, di tengah kesibukannya tersebut, suara pintu yang dibuka dari luar membuyarkan konsentrasi kerja Namjun. Maka dengan manik yang masih dibalut kacamata baca yang bertengger di batang hidungnya, ia  menatap sosok yang baru saja masuk ke dalam ruangannya dengan tatapan heran.

"Kok kamu kesini? Masih seragaman pula, gak pulang dulu?" Tanyanya, sosok itu tak lain adalah putrinya sendiri, Lily. Gadis itu saat ini masih memakai seragam lengkap dengan tas di punggungnya. Artinya Lily belum sempat pulang, dan malah langsung ke perusahaannya.

Lily menggeleng.

"Mau bareng papi pulangnya hehe..." Jawabnya, seraya cengengesan.

Namjun menghela nafasnya, lalu ia mengangkat bahunya acuh, dan kembali bergelut dengan berkas berkas yang tengah ia periksa, ia adalah pemilik dari perusahaan Dirganta Corporation Group.

Melihat sang Papi yang sibuk kembali dengan pekerjaannya, Lily yang tak suka kesunyian lantas kembali bersuara, "Papi!"

"Hm?" Dari tempatnya Namjun menyahuti seadanya.

"Si ganteng kemana pi? Kok gak keliatan? Lily kan kangen." Celetuk Lily.

Sukses membuyarkan fokus kerja Namjun, dan memberikan atensi nya sepenuhnya pada sang putri, lalu Namjun melotot, "Heh, ngomong apa kamu?!"

Namjun jelas melotot, karena ia tau siapa 'si ganteng' yang putrinya sebut-sebut itu, tentu saja itu Arjeka.

Lily lantas mendecak, "Ck, papi nih, SI-GAN-TENG mana!" Ulangnya seraya mengeja dan menekan kata 'si ganteng' yang diucapkannya

Namjun jelas tak tuli, ia tau putrinya menanyakan apa, hanya saja ia terlampau jengkel dengan putrinya yang kerap kali menanyai keberadaan sang karib, sejak ia mengajak Lily ke pertemuan kolega bisnisnya beberapa bulan lalu itu, putrinya yang berusia 17 itu jadi seperti ini.

"Lilyana jangan gila kamu ya?! Bagus kah nyosor-nyosor om-om kaya gitu hah?!" Omelnya.

Lily mendelik sini, "Ya baguslah, om Jeka kan kaya, ganteng, masih jomblo pula, penghasil bibit unggul pokonya! Papi gak akan rugi punya mantu kaya om Jeka." Balasnya.

Namjun geleng geleng kepala, "Bocah gendeng."

Mendengar itu Lily melotot, "APA PAPI BILANG? Jahat banget, Lily mau pulang ke rumah mami aja, Lily gak mau tinggal lagi sama papi, liat aja!" Ancam Lily, sambil bersiap untuk bangkit.

Jelas Namjun tak akan tinggal diam mendapat ancaman seperti itu, baginya Lily adalah segalanya, jika ia ditinggal sendiri oleh putri semata wayangnya sudah pasti papi Namjun tak akan hidup bahagia, "Jangan dong sayang, oke maafin papi, papi cuma bercanda, papi teleponin Jeka buat kamu ya? Pasti kamu seneng dong." Ucapnya, sukses menahan pergerakan sang putri.

Bahkan raut kesal Lily sudah tidak ada lagi, berganti dengan binaran, Lily sangat senang mendengarnya.

"AYO PI! TELEPON OM JEKA SEKARANG!" Pekik Lily dengan suara melengking nya.

Dalam hati Namjun merasa menyesal, putrinya sudah mulai lagi, kadang ia berpikir putrinya ini hanya bercanda kah atau betulan serius mengincar temannya, ia berharap sih hanya bercanda karena jika serius ia bisa gila, memiliki menantu setua itu dan pasti Arjeka akan kurang ajar padanya, huh jangan sampai.

Maka dengan gerakan ogah-ogahan Namjun meraih ponselnya, dan mulai menelepon nomor dari Arjeka.

Melihat sang Papi yang sudah mulai mengotak-atikkan ponselnya, Lily segera mendekat, berdiri tepat di samping sang Papi, dan menatap ponsel sang papi dengan penuh harap.

Crazy Girl; Lily [LK] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang