Crazy Girl; Lily [11]

989 173 48
                                    

Call Me Mpiw!
Cussss ramaikan!













Taman kota, sesuai dengan lacakan dari teman Arjeka, Lily memang pergi ke sana. Dari jarak beberapa meter dari posisinya sekarang, Arjeka dapat menangkap presensi gadis itu.

Dilihatnya gadis itu tengah menangis, bukan tangisan pilu layaknya patah hati sungguhan, tetapi tangisan Lily lebih mirip seperti tangisan anak TK yang meminta jajan.

"Hiks...hiks hueeee lebih sakit dari denger om Jeka udah nikah terus anaknya sepuluh hueeeee...sakit banget papi, mami..." Raung nya. Untuk kesekian kali, Lily mengabaikan tatapan segelintir orang yang berada di tempat yang sama dengannya. Yang terpenting ia bisa melepas kesedihannya.

Bersamaan dengan raungan kesekian dari remaja berseragam SMA itu, Arjeka pun tiba tepat di hadapan Lily, membuat Lily langsung mendongak karena posisinya sejak tadi adalah menunduk, jadi ia melihat sepasang sepatu yang ada hadapannya.

Air mata Lily semakin tak terbendung, bibirnya bahkan kini mencebik, membentuk lengkungan kebawah.

Melihat itu batin Arjeka mengerang tak nyaman. Ia sungguh tak nyaman melihat gadis manis di depannya ini bersedih seperti ini, meski tak dapat dipungkiri dalam kondisi seperti ini Lily begitu menggemaskan tetapi tetap saja rasanya sesak, tak nyaman.

"Boleh saya duduk?" Arjeka tampak meminta izin meski ia tau tak akan ada jawaban dari Lily tapi ia tetap meminta izin, lalu kemudian duduk tepat di samping Lily.

"Saya tunggu sampai tangisannya reda ya? Setelah itu kita bicara." Ujar Arjeka.

Hingga beberapa saat kemudian. Tangis Lily sudah mereda, gadis itu bahkan kini menatap Arjeka dengan tatapan yang seolah bertanya, 'Mau bicara apa?'

Arjeka yang paham lantas mulai mengeluarkan suaranya, "Boleh saya tau kenapa kamu pergi begitu saja dari Cafe, dan menangis sampai seperti ini? Apa karena ucapan Naya terkait mami kamu, atau ada hal lain?" Pertanyaan tersebut terkesan basa-basi karena sejatinya Arjeka tau kenapa bisa Lily sampai menangis begitu. Iya, seperti kata teman Lily tadi jika Lily jatuh cinta padanya tentu saja yang melatar belakangi tangisan Lily sekarang pasti kalimat 'calon istri' yang Naya lontarkan tadi. Tetapi Arjeka ingin mengetahuinya secara langsung dari Lily, agar ia bisa tau cara menghadapinya jika tau dari mulut orang yang bersangkutan langsung.

Mendapat pertanyaan itu, hatinya seolah berseru untuk mengungkapkan yang sebenarnya ia rasakan saat ini. Karena kondisi Lily yang emosional, Lily pun tak bisa menahannya lagi, ia langsung mengutarakannya secara gamblang, "Karena Lily suka om Jeka, karena Lily jatuh cinta sama om Jeka, karena Lily cemburu ternyata om Jeka udah mau nikah sama orang lain, Lily sakit saat denger itu, hati Lily sakit om..."

Nyatanya hati Arjeka masih terkejut mendengar pengakuan cinta tersebut, padahal ia sudah mengetahuinya, tetapi mendengar secara langsung dari orang yang bersangkutan ternyata memiliki efek tersendiri bagi dirinya.

Lama bergelut dengan pikirannya, Arjeka pun lantas menatap Lily tepat pada maniknya. Ia menipiskan bibirnya, "Lily, biar saya jelaskan, pertama ucapan yang Naya lontarkan gak benar sama sekali, dia bukan calon istri saya, saya pun bukan calon suami dia, kita hanya teman lama, serta rekan bisnis yang sedang membahas pekerjaan, tapi entah kenapa Naya sampai berbicara sejauh itu. Yang kedua, perjalanan hidup kamu masih panjang, masa depan kamu juga pasti cerah, jangan tertipu dengan perasaan tertarik yang sifatnya hanya sementara, mungkin saat ini  kamu hanya tertarik dengan saya, karena sikap saya yang baik sama kamu, juga karena rupa saya kan? Tapi, jangan biarin karena rasa tertarik, kamu malah dibutakan oleh itu, dari pada saya, masih banyak laki-laki yang jauh lebih baik dan menarik, yang bisa membahagiakan kamu, yang setara dengan kamu..." Maksud Arjeka bukan hanya setara dalam segi usia, melainkan juga memiliki perasaan yang setara dengan Lily, cinta, kasih sayang, dan lain sebagainya.

Crazy Girl; Lily [LK] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang