Chapter 67 (END)

3.9K 222 4
                                    

Dan akhirnya sampai juga di chapter ini...

.

Maaf kalau ada typo dan kata kata tidak jelas...

.

.

Author POV

Hari berganti hari hingga tak terasa kandungan Deon sudah berusia 9 bulan.

Tinggal menghitung hari sampai saat dimana hari melahirkan tiba.

Perut Deon juga semakin besar dan kadang membuatnya sedikit susah bergerak karena akan membuatnya mudah lelah.

Hari itu Deon berencana ikut Jeremy ke kantor karena dia bosan di rumah terus.

"Kak, menurut kakak dia laki-laki atau perempuan?" Ucap Deon yang memulai pembicaraan di mobil.

"Laki-laki atau perempuan. Alpha, beta ataupun oemga semuanya sama." Balas Jeremy.

Deon dan Jeremy memang sepakat untuk tidak mau mengetahui jenis kelamin anak mereka

Biarlah menjadi kejutan saat lahir nanti karena menurut pengalaman Deon perkiraan jenis kelamin suka meleset.

Meskipun perkiraan jenis kelamin si kembar tepat sih.

"Nanti kakak saja yang memberinya nama. Jujur, aku tak punya inspirasi." Ucap Deon.

"Iya, kebetulan aku sudah menyiapkan nama." Balas Jeremy.

Saat hampir sampai ke kantor Jeremy, Deon tiba tiba terlihat sedikit gelisah.

Dia memegang lengan Jeremy yang membuat Jeremy langsung menengok ke arahnya.

"Ada apa?" Tanya Jeremy.

"Kak, sepertinya bayi nya akan lahir." Ucap Deon.

"Apa? Kita ke rumah sakit sekarang. Sabar sayang, aku akan putar balik." Ucap Jeremy.

Jeremy berusaha agar tidak panik.

"Santai saja kak jangan panik. Rumah sakit juga tak terlalu jauh jadi menyetirlah dengan hati-hati." Ucap Deon.

Karena jarak rumah sakit tidak terlalu jauh akhirnya mereka berdua pun sampai.

Jeremy segera menggendong Deon dan membawanya masuk ke rumah sakit.

"Dokter suster tolong, istri saya mau melahirkan." Ucap Jeremy

Suster langsung dengan segera membawa Deon menuju ruang gawat darurat.

"Pak, tunggulah di luar biar kami yang menanganinya."

Jeremy yang cemas langsung menghubungi mama nya.

[Hallo, sayang. Kenapa telepon?]

"Mama, Deon melahirkan. Aku harus bagaimana? Aku sangat khawatir."

[Astaga, tenang saja. Berdoa saja semoga semuanya lancar. Biar papa dan mama yang jemput si kembar nanti. Nanti kita menyusul.]

"Baik ma terima kasih" ucap Jeremy sebelum memutus sambungan telepon itu.

Jeremy terus saja mondar mandir kesana kemari karena khawatir.

Dia tak pernah sekhawatir ini.

'Ya tuhan semoga keduanya selamat dan sehat.' Batin Jeremy.

Setelah hampir 1 jam Jeremy mondar mandir dan terkadang duduk akhirnya dia mendengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan itu.

Ada setitik rasa lega di hatinya.

Tak berselang lama muncul lah suster dari ruangan itu sambil membawa bayi.

The Problem Of Beta | ABO Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang