A Kept A Secret
Saat keluar dari minimarket bersama Xavier, pintu masuk taman di seberang jalan dipenuhi pita polisi. Mobil polisi dan ambulans ada di mana-mana, serta orang-orang dengan kamera yang berlarian. Semuanya berantakan.
Xavier: Makan ini. Habis itu kita pulang.
Frank menerima es krim yang diberikan Xavier. Manisnya es krim itu menenangkan dirinya.
Frank: Kenapa kamu nggak bilang ke polisi kalau kamu yang menyingkirkan para Wanderer, Xavier?
Frank merasa sedikit sedih. Dia ingin melihat Xavier dipuji di TV, tapi begitu selesai, Xavier malah langsung menariknya keluar dari taman. Ekspresi Xavier tampak serius.
Xavier: Bukankah gurumu pernah bilang, nggak boleh pamer saat melakukan perbuatan baik?
Tetap saja, ekspresi Xavier terlihat sedikit aneh. Seakan dia nggak ingin orang-orang tahu tentang dirinya. Tapi, itu bukan satu-satunya hal aneh dari Xavier. Selain itu, Frank yakin Xavier adalah pemburu yang sangat, sangat hebat. Pasti ada alasan di balik semua yang dia lakukan! Jadi, Frank menatapnya dengan wajah serius yang sama.
Frank: Tenang aja, aku bakal simpan rahasia ini!
Pada hari terakhir liburan musim panas, Ulysses datang untuk menjemput anaknya. Ulysses duduk di sofa Xavier, membaca esai penuh semangat yang ditulis anaknya. “Liburan ini, aku bertemu dengan Pemburu Deepspace terhebat di dunia! Wanderer nggak ada tandingannya! Dia menggunakan pedang super keren yang lebih tajam dari apa pun... Dia bilang kalau menjadi pemburu itu artinya nggak boleh menyombongkan hal-hal baik yang udah dilakukan. Itulah kenapa aku ingin jadi pemburu seperti dia... Dia panutanku!” Dia menatap Xavier.
Ulysses: Apa kamu memberi mantra pada anakku?
Xavier: Nggak.
Xavier sedang latihan tanding dengan Frank menggunakan sumpit.
Xavier: Aku cuma ajak dia makan hot pot. Habis itu, kami belanja ke supermarket dan toko buku. Terus kami jalan-jalan di taman.
Frank: Ayah! Xavier itu keren banget! Dia makan hot pot paling enak, dan jalan-jalannya luar biasa! Tapi aku nggak bisa bilang seberapa hebat dia, karena...
Frank menatap Xavier. Dia masih mengenakan kaus dan celana tidur biasa, tapi sekarang, di mata Frank, itu lebih hebat dan kuat dari baju zirah apa pun.
Frank: Karena ini rahasia antara aku dan Xavier!
Ulysses nggak tahu harus bereaksi bagaimana. Dia mengambil koper Frank dan menarik anaknya yang masih berlarian di ruang tamu sambil berpura-pura menjadi Xavier. Ulysses nggak tahu rahasia apa yang disepakati anaknya untuk disimpan, tapi... Terserah. Bukan salah Frank. Toh, dulu, waktu Ulysses masih muda, dia juga pernah “tertipu” oleh Xavier.