Zayne - A Pure White Heart

159 3 0
                                    

The Legendary Dr.Zayne

Kantor berdiri megah di depan John. Bilang dia gugup itu meremehkan perasaannya. Sejak awal magang di Rumah Sakit Akso, dia sudah mendengar desas-desus tentang kepala bedah, Dr. Zayne.

Orang-orang bilang dia sangat dingin. Dia tak pernah bicara pada para magang kecuali soal pekerjaan. Kalau sampai tahu ada yang melakukan kesalahan, dia tak segan-segan memarahinya.

Ditambah lagi, dia tak pernah bersosialisasi dengan rekan-rekannya di luar pekerjaan. Dia hampir tinggal di kantornya dan tak punya teman. Yang dia lakukan hanya bekerja, seperti mesin bedah. Yang dia lakukan hanya bekerja, berfungsi seperti mesin bedah tanpa sedikit pun sisi kemanusiaan.

Mereka juga bilang Zayne tahu cara terbaik untuk mencapai jantungmu. Secara harfiah. Dia adalah ahli bedah jantung terbaik di Kota Linkon, bahkan di bidang medis secara keseluruhan. Itu sebabnya, meski takut padanya, para magang berharap bisa belajar darinya.

John adalah salah satu magang tersebut. Begitu tahu dia ditugaskan ke Divisi Bedah Jantung minggu ini, dia begitu bersemangat dan gugup sampai-sampai tak bisa tidur selama dua hari terakhir. Sekarang dia berdiri dengan lingkaran hitam di bawah matanya, di depan pintu kantor.

Saat membuka pintu, John disambut oleh pemandangan kantor yang luas dan rapi. Zayne sedang makan siang di mejanya, tampak benar-benar tenang. Selain makan, sesekali dia membetulkan kacamata berbingkai emasnya.

Zayne menoleh saat John mendekat. Gerakan sederhana itu saja membuat John bersemangat.

“H-Halo, Dr. Zayne! Aku magang di Divisi Bedah Jantung minggu ini! Aku John...”

Saat dia terbata di kalimat-kalimat pertama, dia menyadari kalau Zayne melihat ke komputernya, bukan ke arahnya.

John berbicara lebih cepat. Namanya, asal sekolah, jurusan, dan berapa lama dia berada di divisi sebelumnya. Dr. Zayne pasti ingin semuanya disampaikan dalam satu menit.

Zayne tetap diam. Saat John selesai, dia juga selesai makan. Semua yang dilakukannya terukur dan cepat.

Zayne meletakkan sumpitnya ke dalam kotak, menutup tutupnya, dan membuang semuanya ke tempat sampah setelah membersihkan meja. Lalu, dia mengelap tangannya dengan tisu basah dan memakai hand sanitizer.

Mengambil kartu aksesnya dan meninggalkan kantor, Zayne akhirnya berbicara kepada John. "Operasi berikutnya akan melibatkan bypass kardiopulmoner. Amati. Tanyakan langsung jika ada pertanyaan."



Anecdots (Love&Deepspace)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang