Zayne

55 4 0
                                    

Scarier Than A Demon

Pagi berikutnya, dua langkah kaki yang tak serasi menggema di lorong. Satu cepat dan berat, yang lainnya mengikuti dengan tergesa-gesa.

"Kamu nggak banyak bicara kemarin, nggak nyangka kamu bakal begitu semangat." Begitu mereka naik ke lantai atas, John langsung dibombardir dengan pertanyaan tentang Zayne. Itu membuat kepala Greyson pusing.

"Ya, Dr. Zayne nggak ada di sini, dan memeriksa pasien itu relatif mudah. Aku nggak setegang kemarin."

"Itu gampang karena kamu belum ketemu pasien dengan sikap yang susah."

"Yang nggak mau diobatin atau minum obat?"

Greyson menggeleng dengan sikap seolah lebih matang. "Kamu nggak tahu apa-apa."

Saat mereka berbicara, mereka sampai di pintu Ruang 3.

Begitu John menyadari di mana mereka, dia teringat informasi penting: Zack, pasien di Bed 12 Ruang 3, baru saja menjalani operasi penggantian katup jantung minggu lalu.

Dia harus tinggal di rumah sakit selama tiga minggu untuk observasi dan dijadwalkan keluar minggu ini.

"Lalu apa yang harus aku lakukan kalau ketemu yang..."

Sebelum John sempat menyelesaikan pertanyaannya, suara aneh terdengar dari balik pintu.

"Cepat!"

"Pelan-pelan!"

"Tuan, hati-hati, gigi Anda bisa patah!"

"Sial, dia pasti bikin masalah lagi!" kata Greyson sambil membuka pintu. "Bantu kami!"

John mengikuti. Di dalam, dua perawat sedang menahan Zack, mengikatnya. Begitu Greyson mendekat, perawat-perawat itu sudah mengencangkan tali terakhir.

Seorang perawat mencoba mengambil benda yang digigit Zack. Zack melawan, meliuk-liuk dan berteriak.

"Apa yang terjadi dengan perawatan khusus yang seharusnya kita beri?" tanya Greyson.

"Apa yang ada di mulutnya?"

"Kartu akses..." Perawat itu berkeringat, mungkin karena mengikat Zack atau karena marah.

"Dia ambil itu waktu aku nggak lihat."

John melihat Zack yang nggak bisa bergerak tapi masih gelisah. "Perlu obat penenang?"

"Dia punya riwayat infark serebral, jadi kalau bisa hindari itu. Serahkan padaku." Greyson bergerak ke belakang perawat di kiri dan mencoba mengambil kartu akses yang digigit kuat oleh Zack. Zack bergumam, kata-katanya nggak jelas, tapi dari suaranya, jelas dia bilang akan menelan kartu itu kalau ada yang mencoba mengambilnya.

Kartu akses itu kecil. Kalau dia mau, pasti bisa ditelannya.

Greyson nggak mau memaksanya, jadi dia mundur.

Saat itu, seseorang membuka pintu.

Semua orang diam. Hanya Zack, yang matanya terpejam, masih terdengar menangis. Zayne mendekati tempat tidur dan mengetuk meja samping ranjang. "Di mana rasanya sakit?" Begitu dia berbicara, Zack berhenti bergerak.

Membuka matanya, Zack melihat sekilas Zayne. Pria tua itu menahan tangisnya, dan yang terdengar hanya napasnya yang tak stabil.

Beberapa saat kemudian, Zack menundukkan dagunya dan menoleh. Dalam sekejap, dia berubah dari orang tua yang keras kepala menjadi anak kecil yang merasa bersalah.

Zayne menunjuk ke mulutnya.

Zack melonggarkan rahangnya, tapi masih menggigit kartu akses itu.

"Jangan ditelan." Suara Zayne tenang, tapi semua orang di sekitarnya merinding mendengar kata-katanya.

Akhirnya, Zack meludah kartu itu. Dia segera mulai berbicara. "Aku bosan... Nggak ada yang mau ngomong sama aku, jadi aku pikir..."

Zayne melihat pria tua itu tanpa berkata apa-apa, matanya tak menunjukkan apapun. "Aku akan temenin kamu."

Zack menelan ludah, membungkus diri dengan selimut, dan berbaring kembali di ranjang tanpa sepatah kata pun. Zayne berpaling dari pria tua itu dan berbisik pada perawat. Lalu, dia pergi.

Ruang rawat itu menjadi hening, seolah-olah keributan tadi tidak pernah terjadi.

John mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar, dan tubuhnya merinding.

Dr. Zayne menakutkan, bisa membuat bahkan seorang pria tua pun takut.

Anecdots (Love&Deepspace)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang