Chapter 9.

2.1K 187 2
                                    

Seorang lelaki manis masih setia duduk di kursi panjangnya. Melihat anak-anaknya bermain dengan riang di halaman rumah megah itu. Sesekali ia menerawang akan masa depan dari para buah hatinya.

Tampak pula lelaki dominan duduk di sampingnya sambil meminum secangkir teh. Satu tangannya setia menggenggam tangan sang istri.

Betapa dirinya begitu mencintai sang belahan jiwa. Meskipun masalah yang mereka hadapi terbilang rumit, tidak sekalipun mereka gentar.

"Semuanya sudah aku kendalikan, sayang. Kau lihat sejauh ini semua aman" ucap si dominan tampan itu dan mendapat tatapan dari sang istri.

"Apakah mereka sudah memaafkan kita?"

"Kita yang harusnya memaafkan mereka"

Bingung. Itulah yang si manis rasakan. Pria tampan itu bertanya.

"Kau tidak merindukan rumahmu, sayang?"

"Kau adalah rumahku"

"maksudku, rumah pertamamu.."

"Kau adalah rumah pertama dan terakhirku"

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________

Dear diary...

Aku tidak ingin berada di rumah ini lagi. Aku ingin pergi sejauh mungkin, dan tidak ingin kembali. Tolong bawa paman Kun kembali.

Hanya dia orang yanga bisa mengerti aku. Aku sangat menyayanginya.

Diaryku, tolong simpan perasaan ini untukku. Aku akan tetap menyayangi paman Kun bahkan jika aku mati nanti.
_________________________________________

Yangyang menyudahi tulisannya.

Rasa sepi semakin membuncah di hatinya. Rasanya ingin kabur, tapi kabur kemana? Pemikiran ini terus menghantui pikiran si manis.

~tok tok tok

~ceklek

Di tengah lamunannya, pintu kamar itu perlahan terbuka. Menampilkan Taeil yang sepertinya baru pulang kerja.

"Persiapkan dirimu. Keluarga calon suamimu akan datang untuk makan malam"

Kalimat sederhana, dan Taeil langsung keluar begitu saja tanpa menunggu respon sang anak.

Yangyang mendengus.

Ia tidak akan menyukai acara malam ini.

Singkat waktu, malam pun tiba. Keluarga Seo meliputi; Johnny, Ten, dan Hendery datang. Tanpa Haechan, ia malas pergi. Bukan tanpa alasan, Haechan sangat suka dengan Dejun. Tapi kenapa tiba-tiba Hendery malah nikah dengan orang lain?

"Selamat datang, Jo. Anggap saja rumah sendiri" ucap Taeil ramah.

Johnny cukup kagum dengan rumah mewah yang ditinggali tiga manusia saja ini.

(✔) RUMAH [Kunyang] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang