Chapter 24.

1.9K 148 10
                                    

"Paman Kun, Yangie nda mau vanila, mau cokkat"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Paman Kun, Yangie nda mau vanila, mau cokkat"

Bocah berusia tiga tahun itu menggeleng ribut saat si remaja laki-laki menunjukkan dua buah es krim padanya.

Si bocah; Yangyang berdiri dengan susah payah dan melangkahkan kaki kecilnya mendekati sang paman.

"Cokkat! Mau cokkat!"

Kun remaja, hanya terkekeh gemas. Membukakan bungkus es nya, dan membiarkan Yangyang makan sendiri hingga belepotan.

Kun hanyalah seorang anak tunggal. Ia tidak pernah merasakan punya saudara selama 12 tahun ini, hingga Taeil dan Doyoung pulang dengan menggendong seorang bayi.

Bayi yang ia beri nama Yangyang. Mulai detik itu, Kun berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga si manis. Bahkan saat itu, ia belum tau apakah Yangyang adalah lelaki tulen atau carrier.

Kun telah merawat Yangyang selama tiga tahun dengan hatinya. Meskipun singkat, lelaki dominan itu tidak pernah lupa akan memori indah mereka.

Mengingat semua kenangan itu, membuat Kun kadang terenyuh. Ia tambah sadar betapa ia begitu mencintai Yangyang.

Meskipun rasa cintanya berubah server seiring berjalannya waktu. Kini Kun mulai mencintai Yangyang sebagai seorang dominan pada seorang submissive.

Lelaki itu duduk diam di kursi kerjanya. Memperhatikan si keponakan yang tengah asyik menonton youtube.

Netra nya terus memandang wajah yang menurutnya manis itu. Sekelebat memori malam panas mereka tiba-tiba terlintas di kepalanya.

Sampai hari ini pun Kun mengakui bahwa ia sangat menyukainya.

"Yangie" panggil Kun.

"Kau tidak ingin bersama paman?" kepala Yangyang terangkat untuk melihat sang paman.

"Sini" Kun menepuk pelan pahanya.

Yangyang lalu dengan patuh menaruh ponselnya di meja dan berjalan mendekati Kun. Ia lalu duduk di paha sang paman dan mengalungkan tangannya di leher Kun.

Secara posesif, tangan kekar itu melingkar dan memeluk erat pinggang si manis.

"Ada apa, paman?" tanya Yangyang.

"Tidak ada, aku hanya merindukanmu"

Apalah Kun ini, dari tadi mereka seruangan. Ntah apa yang ia rindukan.

Tapi kalimat Kun barusan bisa membuat si manis tersipu malu.

~cup

Sebuah ciuman ringan mendarat di bibir Yangyang.

"Aku mencintaimu"

Yangyang tersentak kecil. Ia tidak membalas, ekspresinya berubah sendu.

"Paman yakin?" tanyanya.

(✔) RUMAH [Kunyang] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang