Chapter 22.

2.4K 179 20
                                    

Dari kecil, Yangyang selalu menginginkan perhatian dari kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kecil, Yangyang selalu menginginkan perhatian dari kedua orang tuanya. Melihat teman-temannya pergi diantar dan pulang dijemput, membuat si manis iri sekali.

Ia selalu pergi dan pulang sendirian. Sebab papa dan mamanya kerja. Super sibuk sekali. Awalnya Yangyang menganggap itu normal.

Tapi semakin Yangyang tumbuh dewasa, ia semakin sadar kalau bukan hanya perhatian yang ia butuhkan. Tapi juga pengertian.

Papa dan mamanya selalu menuntut tanpa mengapresiasi. Ketika ia gagal, ia dicaci maki. Itulah yang membuat si manis tumbuh menjadi anak tertutup. Hingga ia berusia 20 tahun.

Tapi secara mendadak, seorang lelaki datang dalam hidupnya. Seorang lelaki yang berstatus sebagai pamannya.

Membuat hidupnya berubah 180°. Perlahan karakter asli anak itu kembali lagi. Yangyang seperti menemukan kepingan hidupnya yang sempat hilang. Dan menemukan kepingan hidupnya yang selama ini tidak pernah ia temukan.

Kasih sayang dan segala perhatian yang Kun berikan telah membuat Yangyang jatuh pada pesona lelaki 32 tahun itu. Bisakah Kun hanya menjadi miliknya?

Bisakah Kun hanya melihat padanya?

Itulah hal yang si manis pikirkan sedari tadi selama menatap aktivitas sang paman yang tengah berbicara dengan seorang pegawainya.

Yangyang menatap wanita itu dengan sinis. Kentara sekali kalau dia cemburu.

Maksudnya, apa-apaan itu? Berbicara sangat dekat, dan sengaja menundukan dirinya seolah memamerkan belahan dadanya yang besar itu.

Untung saja Kun hanya fokus pada kertas yang ia ajukan.

"Wanita sialan" gumam Yangyang pelan.

Lelaki manis ini menolak ditinggal di rumah. Ia ingin menemani Kun di kantor. Jadilah ia di ruangan CEO sekarang dan melihat adegan menjijikan ini.

"Tapi bagaimana menurut bapak jika kita ubah subjeknya"

Ah, sial. Bahkan ia mengalunkan suaranya seolah menggoda Kun. Sedikit menggoyangkan bahunya agar payudara besar itu menarik perhatian sang CEO.

Jengah sekali Yangyang melihatnya.

Sama. Xiaoting yang berdiri di samping Kun juga jengah melihatnya.

"Begini saja, Jenifer. Kau sesuaikan saja dengan templet perusahaan kemudian kirim ke Xiaoting. Dia sudah tau standar proposal di perusahaan kita" sepertinya Kun terlihat mulai gerah karena muak.

Bau parfum wanita bernama Jenifer itu juga menyengat, membuat pusing.

Terlihat wajah Jenifer jadi kesal. Ia mengangguk lalu berjalan keluar. Xiaoting mengikutinya dari belakang. Sekretaris Kun ini tau bahwa Jenifer selalu berusaha mendekati Kun.

Mau dipecat, sayang. Ia sudah bekerja di sini sejak lama. Ayah Kun; Tuan Qian mempekerjakannya karena Jenifer adalah anak dari teman tuan Qian.

"Jenifer" panggil Xiaoting.

(✔) RUMAH [Kunyang] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang