Chapter 28.

1.7K 135 4
                                    

Moon Yangyang; lelaki manis itu sedang berada di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Moon Yangyang; lelaki manis itu sedang berada di dapur. Ia ingin mencoba memasak makan malam untuknya dan Kun. Yangyang tidak mau sepenuhnya jadi beban, lagi pula ia mengingat beberapa hal yang sempat Ten ajarkan.

Padahal Kun tidak menuntut apapun dari si manis, tapi memang dianya yang mau melakukan sesuatu.

Ia berdiri cukup lama di depan kulkas. Mencoba mengingat apa saja bahan yang dibutuhkan untuk nasi goreng.

Melihat tuan muda sedang bingung, salah satu wanita berumur yang tugasnya menjadi koki di rumah itu, sebut saja bibi Fey, datang bertanya.

"Tuan mau makan apa? Biar saya buatkan"

Yangyang menggeleng.

"Aku ingin masak sendiri untuk paman Kun. Bibi tunjukan saja, apa bahan yang aku perlukan"

Bibi Fey tersenyum hangat.

"Tuan mau masak apa?"

"Nasi goreng"

"Kalau begitu kita butuh bawang putih, bawang merah, telur, daun bawang—"

"Ini?" Yangyang menunjuk sebuah plastik dengan daun hijau di dalamnya.

"Itu daun pandan, tuan. Kita tidak butuh itu"

"Ah begitu" Yangyang terlihat lucu dan polos sekali.

Bibi Fey sampai gemas begitu.

Akhirnya Yangyang pun berkutat di dapur bersama bibi Fey. Berusaha memasak sendiri nasi goreng untuk kekasih tampannya.

Beberapa saat kemudian, nasi goreng pun jadi. Dengan senyum terkembang, Yangyang membawa nampan berisi makanan itu ke ruang kerja Kun.

Yangyang tidak pernah merasa sesenang itu sebelumnya. Ia merasa telah berhasil membuat sebuah karya yang amat berharga.

"Paman" panggil si manis.

Kun yang asik menghadap monitor, mengalihkan atensinya pada si manis. Melihat kekasihnya masuk membawa nampan berisi makanan, Kun tersenyum lebar.

"Aku membuat ini untuk paman" ujar Yangyang.

Kun menyingkirkan kertas dan map yang ada di meja kerjanya agar Yangyang bisa menaruh nasi gorengnya di situ.

"Kau sendiri yang memasaknya?" Yangyang mengangguk semangat.

Kun kembali tersenyum bangga. Pria kecilnya sangat manis sekali.

Tapi fokus Kun justru teralih pada tangan si manis. Ia berdiri dan menarik telapak tangan Yangyang.

Tangan itu tampak penuh dengan luka kecil. Luka bakar, bahkan beberapa jarinya di plester.

"sayang, tanganmu kenapa?" Tanya Kun dengan raut wajah cemas.

Yangyang mendeskripsikan lukanya dengan senyum cengengesan.

"Jempol ini tadi kena pisau saat aku mengupas bawang"

(✔) RUMAH [Kunyang] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang