Chapter 21.

2K 177 2
                                    

Penerbangan pagi ini, dari Korea selatan menuju China

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penerbangan pagi ini, dari Korea selatan menuju China. Semua berjalan lancar, pesawat melesat melintasi langit dengan apik.

Hanya saja seorang lelaki manis tampak memandang ke arah luar jendela dengan tatapan kosong. Langit biru bersih, tidak menarik baginya.

"Yangie, ada apa?" Kun menyentuh pelan tangan si manis, membuatnya tersentak pelan.

"Kau memikirkan sesuatu?" tanya Kun lagi.

Yangyang hanya menggeleng. Suasana hatinya sedang buruk juga sekarang.

Pasalnya, ketika tadi pagi ia ingin pamit berangkat, Taeil dan Doyoung tidak ada di kamar mereka. Sarapan juga tidak ada, biasanya Doyoung menyiapkan semuanya sebelum berangkat ke kantor.

Lagian mereka biasanya berangkat jam 9 pagi, ini saat si manis ke kamar mereka jam 7, sudah tidak ada.

Melihat Yangyang masih diam, Kun tidak ingin banyak bertanya. Ia memilih menggenggam jemari si manis, mungkin itu akan sedikit membuatnya nyaman.

Sesampainya di bandara China, Kun masih melihat Yangyang dengan raut sedih. Lama lama dirinya pun penasaran, apa yang terjadi dengan keponakannya.

"Yangie, ada apa? Kenapa dari tadi melamun begitu?" tanya Kun sambil membawa koper mereka.

Bagaimana cara Yangyang menyampaikan rasa badmood nya? Terkadang suasana hati itu hanya bisa dirasakan dan sulit untuk dijelaskan.

"Aku juga tidak tau, paman. Aku seperti tidak bersemangat"

"Kita makan dulu, ya? Setelahnya baru ke rumah paman"

Yangyang mengangguk setuju. Sopir Kun pun datang menjemput mereka di bandara. Sekarang baru jam 9 pagi, mereka makan terlebih dahulu lalu pulang ke rumah Kun.

Sejenak Yangyang terperangah melihat sebesar apa rumah itu. Bahkan lebih besar dari rumahnya. Ada kolam renang dan halaman yang luas sekali.

"Ini benar rumah paman?" tanya si manis dengan lugu nya.

Kun terkekeh gemas lalu mengusak rambut Yangyang.

"Iya, ini rumahku. Kau suka?"

Yangyang tentu mengangguk, tapi ia juga heran. Bisa-bisanya Kun seorang diri menempati rumah sebesar ini.

Ternyata di dalamnya, jauh lebih mewah lagi. Rumah itu diisi oleh banyak bodyguard dan maid. Siapa sangka. Bahkan koper bawaan mereka sudah diambil alih sedari tadi.

"Paman tinggal sendiri?" tanya Yangyang dengan mata yang masih mengedar kian kemari.

"Tidak juga. Beberapa bodyguard dan maid, menginap di sini"

"Ah, untunglah. Aku pikir paman kesepian"

Kun tersenyum kecil.

"Tentu aku kesepian. Aku tidur sendiri di kamar besarku. Dan kamarmu juga akan besar, lho"

(✔) RUMAH [Kunyang] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang