Chapter 30.

1.7K 143 2
                                    

Tubuh polos tak terbalut kain apapun milik Yangyang terikat ditiang kayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh polos tak terbalut kain apapun milik Yangyang terikat ditiang kayu. Tubuh mulus itu kini di penuhi oleh luka lebam, bercak darah, dan luka sundutan rokok.

Anak malang itu bahkan sudah tidak mampu lagi mengangkat kepalanya. Dua hari ia habiskan dengan dipukuli, digerayangi, dan dilecehkan.

Berkali-kali si manis teriak dan meraung hingga tenggorokannya sakit.

"Aku mohon, sakit!"

"Ampun! Ampuni aku.."

"Ya Tuhan, sakit!"

Tapi tidak sama sekali mereka berbaik hati untuk berlaku lembut pada si manis yang sekarat.

Mereka tertawa terbahak-bahak dengan tubuh lemah itu di bawah kaki mereka. Yangyang sepanjang malam menggigil akibat suhu cuaca yang begitu menusuk.

Sepanjang hari dan sepanjang malam, hujan terus tiada henti.

Langit sedang menangis, ikut merasakan sedih dari setiap tetes air mata si manis yang jatuh membasahi lantai gudang.

Dalam hatinya, Yangyang hanya bisa berdoa untuk dua hal. Pamannya datang menyelamatkannya, atau Tuhan mencabut nyawanya.

Sungguh, si manis tidak sanggup.

Seorang pria tampak masuk ke gudang. Itu Tony, masuk dengan membawa sepotong roti.

Melihat mainannya lemah seperti akan mati, ia datang mendekat.

"Hei, hei" Tony menampar kecil pipi Yangyang.

"Jangan mati dulu, sialan"

Tapi kepala Yangyang tak kunjung terangkat, deru nafasnya terasa pendek, tata sayunya yang sedari kemarin dipaksa terbuka perlahan menutup.

Tony mencomot sedikit roti itu dan menyuapkannya pada Yangyang dengan kasar.

"Makan ini, makan, makan"

"Jangan mati dulu"

Bibir si manis bahkan tidak terbuka sama sekali. Tony meremat rambutnya. Apa Yangyang mati? Secepat itu?

Ah, padahal semua yang ia lakukan pada Yangyang belum seberapa.

Tapi denyut nadi di pergelangan tangan Yangyang masih terasa. Mungkin dia hanya pingsan. Maka dari itu Tony tetap membiarkan Yangyang terikat di tiang itu.

Sementara ia menunggu antek-anteknya datang membawa minuman. Mereka akan berpesta malam ini dengan Yangyang, baru setelah itu si manis di habisi.

~dor! dor! dor!

~dor! dor! dor!

"Bos, tempat ini diserang!"

~dor!

"Akh!"

Tony terperanjat panik. Ia gelagapan dan hilang akal. Diserang?

"Hei kalian, persiapkan senjata"

(✔) RUMAH [Kunyang] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang