Tak berhenti dengan buku diary mamanya, rasa ingin tahu Arin membawanya mengendap-endap untuk masuk ke ruang kerja mamanya, mendapatkan buku tahunan angkatan milik Soraya.
Buku itu tebal, berisi foto-foto semua siswa yang lulus dari SMA nya dan mamanya. Arin menjelajahi satu-persatu, mencari wajah familiar mamanya. Sesekali tertawa karena gaya dan pose lucu orang-orang didalam sana.
"Ketemu!" Bisiknya pelan sekali.
Tengah malam, Arin memutuskan membuka buku tahunan itu dibawah selimut berterangkan sorot lampu dari ponsel miliknya.
Ia amati foto itu dengan seksama. Bukan hanya sekali, namun berkali-kali. Ia temukan ada seseorang yang juga ia rasa familiar disana. Seseorang dengan rambut hitam legam yang masih bertahan hingga saat ini.
"Bu Irene?" Suaranya sedikit mengeras, menyebut nama yang tak asing itu. Ia pandangi foto itu berkali-kali. Otaknya mengulang ingatan dimana mamanya berkata bahwa dia dan Bu Irene tidak dekat.
Tak mau berprasangka lebih lanjut, Arin meletakkan buku itu dibawah ranjang dan bersiap tidur. Sepertinya besok pagi ia akan kembali bertanya pada mamanya.
Namun di pagi hari, Arin baru ingat kalau dia secara sengaja mencuri buku tahunan itu. Mamanya pasti akan tau kalau dia bertanya mengenai kelas Irene dan Soraya. Arin mengubah niatnya untuk bertanya terang-terangan, ia akan membuatnya semulus mungkin.
Seharian Arin bosan, mamanya bekerja dan dia hanya tidur. Bahkan memainkan game online saja rasanya sudah sangat membosankan.
Ia putuskan untuk mengontak Wilona sebentar, memuaskan rasa bosannya.
Seperti yang diduga, Wilona berhasil membuatnya tertawa kecil mengisi bosan di hari kedua 'libur' sekolahnya ini.
Hari mulai sore, Soraya sampai dirumah baru saja. Menjadi pemandangan yang agak aneh karena Arin sudah duduk di sofa ruang tv padahal biasanya dia yang pulang lebih telat.
"Ngapain aja seharian?" Tanya Soraya membuka percakapan.
"Gaada ma, bosen banget!!!" Arin menegaskan kebosanannya.
Melirik sekitar, Arin mulai melancarkan aksi bertanya secara halus miliknya.
"Mama dulu kelas apa, ma?"
"Ummm mama ngga inget. Tapi seinget mama, dulu Bu Irene dan mama sekelas." Arin membulatkan matanya mendengar bagaimana Soraya dengan gampang menjawab pertanyaan terselubung Arin.
"Tapi mama emang ngga dekat. Dia ngga suka mama, mungkin mama agak cupu."
Soraya tertawa melanjutkan penuturannya pasal kelasnya dahulu. Arin akhirnya mendapatkan jawaban dari pertanyaan semalam yang mengganggu tidur singkatnya.
"Mama suka ngga sama Bu Irene?"
Soraya tertegun, hampir tersedak ludahnya sendiri karena pertanyaan aneh Arin yang tiba-tiba sekali.
"Maksudnya gimana? Sebagai teman sekelas, tentu mama suka Bu Irene. Dia baik, cantik, pinter. Semua orang juga suka." Ia berusaha tenang menjawab pertanyaan itu.
"Ooo gitu, berarti Bu Irene emang keren dari dulu."
Arin melanjutkan acara nonton tv nya, tidak menaruh prasangka pada Soraya yang jantungnya berdetak sedikit cepat oleh pertanyaan Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
lovenemy; [completed]
Fanfictiontwo biggest enemy are going to start a spark of love. watch how they cope with their strange feeling! in fact, not just them whose fall in love in highschool. guess who does?!