~Spaces~
One Direction
*
-Forgetting every single promise we ever made?-
*
Rasa pegal menjalar ke seluruh bagian tubuh Priscilla. Ia merasa tulang-tulangnya baru saja dipaksa patah hingga remuk. Terdengar berlebihan, namun nyatanya memang seperti itu. Tak hanya rasa pegal, tapi rasa nyeri pun terasa di bagian perutnya. Mungkin karena jaitan yang belum tertutup sempurna.
Tangan mungil Priscilla berusaha mengambil segelas air yang ada di atas meja. Tenggorokannya terasa kering dan serat seperti belum minum selama tiga hari. Posisi gelas yang agak jauh dari jangkauan membuat tubuh Priscilla harus sedikit berbelok.
"Kau ingin minum?" tanya Apollo. Mendengar suara berat Apollo membuat Priscilla mengurungkan niatnya untuk mengambil segelas air. Priscilla melirik sekilas wajah Apollo yang kini berada di dekat ranjang, lalu kemudian mengabaikan kehadiran pria itu dan kembali berusaha menggapai segelas air.
Untuk saat ini, Priscilla berharap Apollo tak ada di dekatnya. Priscilla sedang tidak ingin memandang atau berurusan dengan Apollo. Ia butuh waktu untuk memikirkan apa yang sedang terjadi di antara mereka. Semuanya berlalu begitu cepat. Dan kali ini, Priscilla tidak ingin salah langkah.
Apollo langsung memberikan segelas air putih kepada Priscilla yang terlihat kesulitan menggapai. Priscilla tidak begitu peduli. Ia menerima segelas air itu sembari mengabaikan Apollo. Priscilla tidak ingin memberi pria itu perhatiaan.
Posisi ranjang yang datar membuat Priscilla kesulitan untuk meneguk air. Tubuhnya berusaha untuk duduk, namun tangannya tak sanggup menahan sebagaian berat tubuhnya. Dalam kesulitannya, uluran tangan Apollo datang membantu. Pria itu mengatur posisi ranjang agar tidak begitu datar.
"Biar aku bantu," ujar Apollo lembut.
"Aku bisa sendiri!" ketus Priscilla sembari berusaha menyingkirkan tangan Apollo dari tubuhnya.
"Aku tahu kau bisa, tapi biarkan aku membantumu," balas Apollo sama sekali tidak tersinggung dengan nada ketus yang Priscilla beri. Priscilla memilih untuk menutup mulutnya dan membiarkan Apollo membantunya. Ia tidak ingin terlibat obrolan panjang dengan Apollo.
"Di mana bayiku?" tanya Priscilla.
"Masih dalam perawatan intensif," jawab Apollo sembari menjauhkan tubuhnya. Senyum kecil ia berikan, namun Priscilla langsung membuang muka. Ia tidak mau terpengaruh senyum manis dan mata hijau sayu itu. Tidak lagi ingin tenggelam dalam keindahan mata hijau bak hutan sejuk itu.
"Kapan aku bisa menggendongnya?" ucap Priscilla kembali bertanya dengan wajah yang sama sekali tidak menolehkan ke arah Apollo. Priscilla berusaha mempertahankan nada ketusnya walau hatinya menjerit nyeri. Bagaimana pun perlakuaan Apollo terhadapnya, hatinya tak akan pernah sanggup untuk membalas segala sikap pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR fool's Gold | END
Lãng mạnHell Angels Series #6 Highest rank : #1 in youngadult Jan-06-2024 #2 in fiksiremaja Mar-08-2024 #3 in love Jun-18-2024 #1 in keluarga Jun-22-2024 #1 in indonesiamembaca Aug-05-2024 Banyak orang berkata, masa lalu itu sulit dilupakan, bahkan terkadan...