A G a m e

2K 78 16
                                    

~Chasing Pavement~

Adele

*

-Should I give up or should I just keep chasing pavements?-

*

Priscilla terduduk di tepi kasur sembari menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Priscilla terduduk di tepi kasur sembari menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Tangisannya tidak bisa ditahan. Dadanya terlalu sesak untuk menahan gumpalan air mata yang terus mendorong keluar. Sekuat tenaga Priscilla mencoba menahan suara tangisnya agar tidak terdengar hingga keluar ruangan.

"I love you, Apollo...." pilunya. Entah harus berapa kali Priscilla mengucapkan delapan huruf itu agar Apollo mengerti dan berhenti terpikat oleh Thena. Priscilla mengatakan delapan huruf itu, namun Apollo tidak mengatakan apa pun.

"Dan melihatmu masih berada di masa lalu membuatku sakit," ucap Priscilla dan menghapus jejak-jejak air mata yang ada di wajahnya. Semua ini akan lebih mudah jika saja Priscilla melepaskan Apollo.... atau mungkin Apollo lah yang melepaskan masa lalunya.

"I'm sorry," ujar Apollo, lalu melangkahkan kakinya menghampiri Priscilla. Apollo mengambil tempat di samping Priscilla dan menggenggam kedua tangan mungilnya. Priscilla menundukan kepalanya dan membiarkan tangan Apollo membungkus tangannya.

"I'm sorry.... Sorry for hurting your heart," katanya. Priscilla bisa merasakan ada nada penyesalan pada suara Apollo. "Aku ingin apa yang kita lakukan berhasil. Aku ingin mencobanya bersamamu. Aku ingin membangun keluarga kecil yang harmonis bersamamu.... Aku ingin mencintaimu, Priscilla...."

Priscilla masih setia membungkam mulutnya. Mata coklatnya menatap lekat kadua bola mata Apollo. "But.... It's just hard," keluh Apollo. Wajah tampannya menunjukan ekspresi frustasi. Genggamannya pada tangan Priscilla pun mengencang. "Ini sulit untukku, Pris," ujarnya.

"Sulit rasanya berhenti mencintai Thena. Terus mencintainya menyakitkanku. Semakin aku mencintainya, maka semakin sakit juga hatiku. Aku tidak bisa berheni memikirkan dan mencintainya walau itu menyakiykan. Aku sekarat!"

Priscilla merasa hatinya berdarah bersamaan dengan air mata yang jatuh ke pipinya. Nyatanya, kejujuran memang menyakitkan. "Pris...." panggil Apollo lembut, namun di telinga Priscilla suara pria itu terdengar menyebalkan. Priscilla ingin meneriaki kekesalannya tepat di hadapan Apollo, namun dirinya tak sanggup.

"Aku ingin mencintai dirimu dengan sepenuh hatiku, Pris...." ucapnya, namun bagi Priscilla ucapan Apollo tidaklah benar. Pria itu tidak bermaksud. "Aku ingin mencintaimu sepenuh hatiku, mendekapmu erat tanpa memikirkan kehadirannya, bertahan sampai maut memisahkan," lanjut Apollo.

"Beritahu aku, Pris.... Beritahu aku bagaimana caranya membunuh rasa cinta dan sakitku terhadap Thena. Beritahu aku!" pinta Apollo. Nada suaranya sedikit meninggi, membuat tubuh Priscilla sedikit bergetar.

YOUR fool's Gold | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang