~Sorry~
Justin Bieber
*
-'Cause I just need one more shot at forgiveness-
*
Hospital | 2 Month Leter
"Apollo."
Panggilan sekaligus tepukan halus sebuah tangan di bahunya membangunkan Apollo dari tidur. Perlahan tubuhnya bergerak pelan. Matanya yang terasa berat berusaha menatap jelas seseorang yang ada di hadapannya.
"Mom?" panggilnya memastikan.
"Go home, honey. Kau butuh istirahat sungguhan. Take a shower, eat well, and real sleep," titah Auristela. Ia tidak tahan melihat putranya menderita seperti ini. Menyakitkan rasanya melihat seseorang yang ia cintai menderita. "Don't worry about her, Apollo. Aku bisa menjaganya," tambahnya.
"Tak apa. Aku baik-baik saja. Dan aku tidak akan pergi dari sini sebelum Priscilla benar-benar membuka matanya," ucapnya serius.
Auristela menghembuskan napasnya berat. Ia tak tahu lagi harus berbuat apa agar Apollo mendengarkan sarannya. Bagaimanapun, ini demi kebaikan pria itu. Demi kebaikan bersama. "Kondisinya stabil," ucapnya berusaha meyakinkan anak tengahnya itu.
"Aku tidak akan pergi dari ruangan ini sampai Pricilla membuka matanya!" tegas Apollo tak mau dibantah. Nada suaranya meninggi-hampir membentak. "Aku ingin menjadi orang pertama yang dia lihat ketika mata coklat indahnya terjaga," pilu Apollo. Dibandingkan dengan tadi, kali ini suara Apollo terdengar rapuh.
"Aku takut dia tidak mengenaliku, mom," serak Apollo parau.
"Apollo...." Auristela langsung merangkul setengah badan Apollo yang sedang terduduk. Mencium pucuk kepala putranya penuh cinta. "Ingatannya tidak hilang sepenuhnya. Benturan keras memang memberi damage pada otaknya, tapi dia tidak akan melupakanmu!" ucapnya berusaha meyakinkan.
"Celestial juga butuh dirimu. Kepergiaan ibunya pasti membuatnya bingung. Jangan menambah kebingungannya dengan kepergiaanmu juga, Apollo," mohon Auristela. "Aku mengerti dengan keinginanmu. Tapi aku juga khawatir dengan kondisimu. Pulanglah. Istirahatlah," lanjutnya.
"Priscilla adalah rumahku," ujar Apollo pelan.
Balasan serak itu berhasil membuat Auristela terdiam. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana. Auristela tidak bisa memaksa keras Apollo walau sebenarnya hal tersebut merupakan bentuk dari kepeduliannya untuk kebaikan diri Apollo.
Apollo melepaskan diri dari pelukan Auristela. Hidungnya menghirup dalam udara sembari menyisir pelan rambutnya yang sedikit memanjang ke belakang. "Tolong jangan memaksaku," pintanya, lalu berdiri dari kursi yang ada di samping ranjang Priscilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR fool's Gold | END
Storie d'amoreHell Angels Series #6 Highest rank : #1 in youngadult Jan-06-2024 #2 in fiksiremaja Mar-08-2024 #3 in love Jun-18-2024 #1 in keluarga Jun-22-2024 #1 in indonesiamembaca Aug-05-2024 Banyak orang berkata, masa lalu itu sulit dilupakan, bahkan terkadan...