Alya menunggu Hiyana siuman dari pingsannya. Dengan seksama Alya melihat setiap inci dari wajah Hiyana
Sembari menunggu kedatangan Cecilia yang membeli bubur di luar, Alya diam diam mengotak atik laptop nya dengan lihai
"You're caught darling~~... Karma always comes, just wait" lirih Alya dengan mata yang penuh kebencian menatap layar laptop itu
Dia sekarang tau jawabannya. Dan dia juga tau akan bertindak menghancurkan alur novel ini agar lebih hancur.
"See?? Kau pandai membuat cerita, namun kau tak pandai menyusun alur cerita yang sudah berantakan ini." timpal Alya dengan senyum miringnya. Ohh dia tau harus bertindak dan menyusun rencana mulai sekarang.
Detik ini juga dia sudah merencanakan hal gila di kepalanya
Lalu setelah itu Alya terkekeh kecil sambil memikirkan ribuan rencana gilanya.
"Eghh" leguh Hiyana. Dia memegangi kepalanya kesakitan
"Mau aku ambilkan minum?" tanya Alya sedikit khawatir
"Aku k-kira kau sudah pulang" lirih Hiyana namun masih bisa di dengar Alya
"Mana mungkin aku tinggalin temen aku gitu aja" balas Alya. Hiyana terdiam. Teman katanya? Apakah sekarang aku sudah mempunyai teman? Tapi kenapa? Bukankah aku tak berhak bahagia? Bahkan ayahku mengatakan hal itu saat aku baru lahir. Batin Hiyana bertanya-tanya
Seakan mengetahui isi hati Hiyana, Alya membalas "kita udah berteman tau!, sejak tadi kita berpelukan" timpal Alya. Raut wajahnya di buat sesedih dan seimut mungkin
Huek.. Alya sendiri jijik sama dirinya sendiri. Tapi tak apalah, buat Hiyana apa sih yang engga (☞ ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)☞
"Hallo bestod bestod" Cecilia datang dari belakang pintu dengan jalan lenggok nya, jangan lupakan 3 plastik yang berisikan bubur di tangan kanannya
"Ehh ehh.. Gue ada berita hott tau! " ujar Cecilia dengan semangat sesudah membagikan bubur nya
Seakan-akan terhipnotis Alya dan Hiyana mendekat
"Apa?" tanya Alya dan Hiyana bersamaan
"Kata bu Rt. Anak komplek sebelah yang masih SMP itu udah hamil lohh" ujar Cecilia dengan logat khas emak emak
"Iihh.. Masa? Setau aku sih, Dia cuma mau nginep doang sama temennya." jawab Hiyana jujur. Minggu kemarin dia mendengar kabar bahwa ada gadis SMP yang menginap seminggu di temannya
"Yakali kaga wik wik. " timpal Cecilia
"Serem banget" Alya menggigit kukunya
"Tapi anehnya si cowo itu mau tanggung jawab!" seru Cecilia
"Kan emang harusnya gitu liaaa" balas Alya sedikit tak suka
Apa anehnya kalo cowo itu mau tanggungjawab?
"Iiihh lo mahh.. Kaga ngerti" ketus Cecilia
"Jaman sekarang langka banget ada cowo yang tanggung jawab. Seringnya sihh di tinggal pergi" jujur Cecilia
Hiyana dan Alya manggut-manggut paham. Lalu mereka bertiga mulai menyantap bubur nya masing-masing dengan keheningan
🎃🎃🎃
Tibalah hari dimana perlombaan Olimpiade matematika dimulai
Tepat di lapangan dengan terik matahari yang panas tak menghalangi sekumpulan orang-orang yang ingin melihat perlombaan tersebut
Lapangan yang luas itu di isi oleh beberapa meja dan kursi yang di beri jarak. Kursi itu nanti nya akan di isi oleh perwakilan Kelas
Masing-masing perwakilan Kelas akan di atur posisi duduk nya, yaitu di acak.
Kini Alya duduk di kursinya sedikit gugup, dia merasa dirinya akan sedikit kesulitan menjawab soal, dikarnakan minggu minggu ini Alya jarang latihan soal
"Oke.. Semuanya sudah siap?" tanya Mc
"AKU BELUMM" teriak seseorang dari arah belakang
Samar-samar Alya bisa menebak itu siapa.
Siapa lagi kalau bukan Zalina.
"Oke Zalina, silahkan duduk di sebelah Alya"
"Oke"
Zalina duduk tepat di sebelah Alya, dia juga sempat memberikan senyum terbaik nya ke Alya. Dan Alya hanya menampilkan raut datar karena dia tau, senyuman itu hanyalah senyuman remeh. Terbukti dari tatapan Zalina yang tak bisa berbohong
Perlombaan pun di mulai. Selama soal mtk itu ia jawab, Zalina sering mengintip ke arah Alya. Beruntung nya tulisan Alya itu kecil jadi sangat kesusahan untuk di baca di kejauhan
Alya juga menyadari bahwa Zalina diam-diam melirik kertas ujiannya, tapi dia abaikan karena sekarang dia akan menjalankan rencana nya
Singkat cerita lomba pun selesai, dan kertas ujian mereka sudah di kumpulkan oleh anggota osis
Alya melirik sekitar mencari seseorang
Dan akhirnya dia menemukan Regina yang sedang memberikan kode tangan padanya
Alya hanya tersenyum lalu membalas kode tersebut dengan gerakan tubuh
Lalu orang misterius ketiga muncul di belakang Regina, panggil saja dia J.M,
Sama hal nya dengan Regina dan juga Alya, J.M juga memberikan kodenya, namun dia memakai kodenya gunting, batu, kertas
Alya juga membalas dengan tangan yang mengepal
J.M yang paham pun segera pergi
Alya dan Regina melanjutkan bicaranya menggunakan kodenya masing-masing
Saat ingin menyampaikan jumlah atau nilai perlombaan saat ini, Regina pergi dengan tangan yang mengepal, Alya membalas dengan tangan yang membentuk gunting
Sama seperti J.M, Regina pergi dari situ meninggalkan Alya dengan smrik andalannya
TBC 🎃🎃🎃
STAI LEGGENDO
FIGURAN CERDIK Or Licik? [END]
FantasíaAda perempuan, yang dulunya berambisi meraih juara 1. tapi karena suatu kejadian Ambisi itu kini menjadi hobinya. hobinya yaitu belajar, belajar, dan belajar. Namun jika sempat dia akan membaca Wp, novel, menghalu, nonton drakor, dracin, dan juga m...