HAPPY READING
.
.Setia melihat Jean ngeri. Kantung mata hitam, wajah pucat, dan tidak bersemangat Jean sangat seram menurutnya. "Lo kaya mayat hidup tau ga?" Komentar tersebut datang begitu saja dari Setia.
Jean mengabaikannya, ia hanya fokus pada buku yang tengah ia baca. Meski sudah tidak tidur semalaman Jean tetap saja belum paham dengan materi yang akan menjadi soal ulangan hari ini.
"Lo ga tidur, Je?" tanya Setia. Bagaimanapun sifatnya, Setia tetaplah teman yang peduli pada Jean.
"Ga bisa tidur," jawab Jean.
"Entar abis ulangan ke UKS aja buat tidur," saran Setia hanya Jean balas dengan anggukan. Karena guru yang mengajar pagi itu telah tiba, kelas pun seketika senyap.
"Siap untuk ulangan hari ini?"
"Siap, Bu!"
Guru tersebut pun mulai membagikan kertas soal yang sudah ia buat. Begitu semua murid trkah mendapat kertas soal, ia pun kembali ke tempat duduknya.
Kean melirik Jean yang tampak memijat pangkal hidungnya. Sedikit merasa iba saat tahu Jean sama sekali tidak tidur, bahkan ia tidak menemukan Jean di meja makan pagi ini. Kakaknya berangkat lebih pagi, tanpa sarapan.
"Bang, kalo sakit istirahat aja," kata Kean di sela ia menulis jawaban di kertas ulangan.
"Gue oke," kata Jean. Meskipun saat ini Jean benar-benar pusing dan merasa tubuhnya benar-benar lelah. Tahan, Jean! Kalo lo nyerah sekarang usaha lo belajar semaleman bakal sia-sia, batin Jean.
Kean hendak kembali menyahuti Jean, tetapi ia justru mendapati teguran karena dikira memberi contekan pada Jean. Akhirnya Kean hanya bisa sesekali melirik Jean yang memijat kepalanya pelan.
—
"Lo mending pulang duluan aja, Je. Beneran kek zombie tampang lo," kata Jeriko sembari meminum es teh yang ia beli.
Jean yang diajak bicara hanya diam, sejak tiba di kantin bersama Setia Jean belum mengeluarkan suara sama sekali. Ia bahkan tidak memesan makanan atau minuman.
"Ngomong, Je. Lo ga mendadak bisu, kan?" kata Faisal dengan sedikit gurauan.
Mahesa yang menyadari suasana hati Jean sedang tidak baik pun hanya bisa memberi kode pada Faisal kalau candaannya mungkin akan membuat Jean tersinggung.
Jean melirik Faisal sinis, niatnya ke kantin karena malas meladeni Kean yang banyak bicara. Namun, ia justru merasa teman-temannya memojokkan dirinya. "Gue duluan." Jean bangkit, entahlah ia akan ke mana. Ia hanya ingin sendiri untuk saat ini.
"Lo, sih, Sal. Bercandanya kelewatan banget," kata Setia.
"Kok, gue? Biasanya gitu juga dia ketawa aja, kok," bantah Faisal tak terima.
"Ya, lo liat sendiri Jean lagi ga mood gitu," ucap Jeriko.
Keempatnya terus berdebat dan saling menyalahkan, membuat Mahesa geram. "Udah, diem! Gue nyusul Jean," kata Mahesa dan berlalu begitu saja.
Mahesa mengira-ngira, di mana Jean berada saat ini. Kemungkinan tempat yang sepi, sehingga kakinya pun melangkah menuju taman belakang yang cukup sepi karena dirumorkan angker.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐂𝐡𝐨𝐢𝐜𝐞 [END]
RandomSejak kecil, Jean terbiasa mengalah juga disalahkan. Terlahir kembar tiga bukan berarti sama. Selain rupa, nasib Jean dan dua kembarannya juga berbeda.