HAPPY READING
.
.Jean menuruni tangga satu persatu dengan mata yang masih mengantuk. Sesekali tangannya bergerak mengusap mata untuk menjernihkan penglihatannya yang masih buram.
"Jean, coba biasain cuci muka dulu kalo bangun tidur, Nak," kata Oma Rena saat mendapati Jean menduduki kursi di meja makan dalam keadaan mengantuk.
Jean yang ditegur pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Maaf, Oma. Aku cuci muka dulu kalo gitu." Jean berkata sembari beranjak menuju toilet yang terletak di dapur.
Jean bersyukur malam ini ia bisa tidur dengan nyenyak. Ia juga bersyukur ia bisa makan enak tanpa harus merasa iri pada dua saudaranya yang lain. Rumah Oma menyenangkan, begitu pikir Jean.
"Oma, aku hari ini bolos, ya?"
Oma Rena yang tengah menyendokkan nasi ke piring Jean hanya tersenyum. Beliau mengusap rambut Jean dengan tangannya yang sudah renta. "Boleh, Jean istirahat yang cukup di sini, ya? Kalo butuh apa-apa harus bilang sama Oma. Kamu punya Oma," kata Oma Rena dengan lembut.
Jean pun tersenyum lebar. "Makasih Oma!" katanya dengan penuh bersemangat.
Setelahnya Jean mulai memakan nasi dan telur dadar masakan omanya. Hari ini Mbak Rere sedang pulang ke rumahnya. Jadilah Jean dan Oma hanya berdua di rumah.
"Oma habis ini mau ngapain?" tanya Jean begitu nasi di piringnya habis tak bersisah.
"Oma mau berkebun. Kamu istirahat aja, jangan cape-cape," kata Oma sembari mulai mebersihkan meja makan.
Jean yang melihat hal tersebut pun turut membantu sang Oma. Ia dengan penuh inisiatif membawa dua piring kotor yang baru mereka pakai.
"Udah, kamu mandi sana. Oma aja yang cuci piringnya." Oma Rena merebut spons yang berada di tangan Jean. Oma Rena tidak pernah mengizinkan cucunga kelelahan jika berada di rumahnya.
"Aku ga mandi dulu, deh. Mau ikut Oma berkebun, boleh, kan?" tanya Jean.
"Ga capek emangnya?" kata Oma Rena ragu.
"Nggalah! Aku ke belakang duluan, ya, kalo gitu. Aku bersihin rumput di pot? Oke, kan?" seru Jean dengan oenuh semangat.
Oma Rena tersenyum lebar, senang rasanya melihat Jean begitu ceria sat berada di rumahnya. Berbeda saat berada dirumah Jean sendiri. "Boleh, yang bersih, ya?" kata Oma Rena.
"Siap!"
Kegiatan di rumah Oma Rena memang monoton. Hanya berkebun, makan, menonton televisi, dan kegiatan membosankan lainnya. Tidak seperti di rumah Jean. Ia bisa bermain PS bersama Kean. Rumah selalu ramai dan tidak pernah sepi. Namun, meskipun begitu Jean lebih nyaman di rumah Oma Rena. Di sini, Jean bisa menjadi dirinya sendiri. Ia bisa berbuat apa pun yang ia mau tanpa takut dimarahi.
Contohnya saat ini Jean tengah memasak mie instan untuk dijadikan makan siang. Oma Rena bahkan dengan senang hati memberitahu Jean resep mie instan andalannya. Padahal jika di rumah, sudah pasti Linda melarangnya. Memang tidak sehat memakan makanan instan. Akan tetapi, Jean hanyalah remaja yang butuh kebebasan. Sedari dulu, Oma Rena tidak pernah mendidik anaknya dengan begitu keras. Maka ia heran saat Ferdi menjadi sosok ayah yang sangat ditakuti anaknya. Entah di mana salahnya saat membesarkan Ferdi hingga Ferdi begitu keras pada anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐂𝐡𝐨𝐢𝐜𝐞 [END]
De TodoSejak kecil, Jean terbiasa mengalah juga disalahkan. Terlahir kembar tiga bukan berarti sama. Selain rupa, nasib Jean dan dua kembarannya juga berbeda.