Berbeda dengan Miyoung yang akhirnya menutupi permasalahan anak-anaknya. Maka Taeyeon marah besar setelah tahu semuanya dan langsung mengumpulkan mereka.
"Bagaimana kalian bisa seceroboh ini?."
"Semua sudah terjadi tuan, semarah apapun anda, semua tidak akan bisa berubah."ujar Yuju datar, dia sedang tidak ingin menambah masalah. "Kalau anda tidak ingin reputasi anda menjadi taruhannya, anda tinggal pura-pura tidak melihat dan tidak perlu ikut campur."
"Choi Yuju..."panggil Miyoung untuk memperingatkan putranya agar tidak semakin keterlaluan
Taeyeon semakin kecewa mendengar cara bicara Yuju. Selama ini dia menahan diri dengan sikap anak sambungnya.
"Appa, kami dan Sinbi sudah sepakat. Aku yang paling bersalah disini karena menginginkan seorang anak. Tolong jangan marah seperti ini pada yang lainnya."jelas Sowon
"Kalian benar-benar tidak paham dengan semua resiko yang ada?. Kalian pikir ini hanya tentang reputasiku saja?. Ini tentang nyawa seseorang."Taeyeon semakin marah
Yuju memalingkan pandangannya sedangkan Sowon menunduk merenungkan semuanya. Eunha terduduk lemas dan bersandar pada Miyoung, mereka duduk di sofa.
"Appa sudah mencari tahu semuanya. Wanita bernama Sinbi itu, kejiwaannya pernah terganggu, dia juga pernah mengalami kecelakaan yang cukup parah. Dan sekarang dia akan mempertaruhkan nyawa saat melahirkan nanti. Kalian akan mengambil nyawa seorang putri dari sebuah keluarga."
"Abonim, apa maksudmu? Sinbi... dia terlihat baik-baik saja."Eunha baru bicara setelah mendengar tentang Sinbi
"Aku sudah yakin kalian tidak tahu. Kalian berdua terlalu euphoria dengan kehadiran anak kalian, sampai tidak mencari tahu latar belakang wanita itu."
******
"Kalian ingin apa?."gumam Sinbi sambil mengusap perutnya
Sinbi pergi berbelanja sendiri, dia hanya ingin cemilan di mini market dekat apartemen. Lagipula Sowon bilang ada pertemuan keluarga, jadi dia tidak mungkin memaksa Sowon untuk mengantarnya.
"Ini bukan cemilan yang aku suka. Tapi kenapa bungkusnya terlihat enak?."Sinbi bertanya-tanya
"Sinbi-ya..."
Sinbi terdiam melihat pria yang berada di depannya
"Kau sedang hamil?."
"Maaf tuan, apa kita saling mengenal?."
Sinbi akan pergi tapi cekalan tangan pria itu menahannya.
"Sampai kapan kau bertingkah seperti ini?."
Sinbi sekuat tenaga melepaskan diri, tapi dia kalah tenaga.
"Lepaskan aku!. Ini tempat umum, kau gila?."
Pria itu mengurangi kekuatannya, tatapannya tiba-tiba menjadi sendu. Tapi belum dia bicara lagi, seseorang tiba-tiba datang dan memisahkan mereka.
"Yeobo, kamu tidak apa-apa?. Tanganmu... apa sakit?."
******
"Aku ingin bertemu Sinbi."
"Sayang... kita pulang saja. Kamu pucat sekali."
"Anni. Aku harus melihatnya dulu sebentar.""Sinbi-ya..."panggil Eunha
Sowon mencari Sinbi ke kamarnya, dan sekitar apartemen tapi Sinbi tidak ada disana.
"Tunggu disini, Sinbi mungkin ke mini market. Aku akan menjemputnya."
Sowon akhirnya menemukan Sinbi di mini market. Tapi ada yang aneh disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance
De TodoMemiliki nama yang sama, bukan berarti memiliki takdir yang sama. Dan karena kesamaan nama itu, kesalahan terjadi diantara mereka.