Part 08

68 14 0
                                    

"Kenapa eonni kesini?. Eonni istirahat. Kami akan baik-baik saja."

"Sinbi-ya... mianhae."

"Eonni, nan gwaenchana."

"Eonni sudah menyiapkan semuanya setelah kau melahirkan. Tempat tinggal, dan pekerjaan baru. Tapi setelah ini, kau jangan membuang eonni dan anak-anak. Kau harus selamat."

"Eonni juga jangan sakit lagi. Aku tidak minta apa-apa. Aku hanya ingin eonni sembuh."

Sowon terdiam di ruangan itu. Hari ini jadwal Sinbi operasi sesar. Terlalu beresiko kalau dia melahirkan normal.

Sinbi akhirnya dibawa ke ruang operasi, Sowon dan Eunha menunggu di depan ruang operasi. Tapi Eunha kembali kesakitan, dan akhirnya mendapat penanganan yang serius di ruang ICU.

Sowon jadi bingung harus berada dimana. Tapi Eunha memberinya kode agar kembali bersama Sinbi.

"Biar aku yang menjaga noona disini."ujar Yuju

Sowon dan Yuju sebenarnya masih bermasalah, tapi disaat seperti ini mereka harus saling mengalah dan membantu satu sama lain.

******

"Mereka mirip denganmu dan eonni."ujar Sinbi saat melihat anak-anak

"Untunglah, kami berdua tidak akan ada yang iri satu sama lain. Dan aku harap mereka sekuat ibu asuh-nya juga."

"Gomawo oppa..."

"Kita kembali ke ruanganmu."
"Oppa, aku ingin bertemu eonni."
"Tapi..."

"Hanya melihat."

"Baiklah, hanya melihat."

Sowon membawa Sinbi ke ruangan Eunha. Tapi mereka hanya bisa melihat dari luar.

"Sejak kapan eonni disini?."

"Beberapa jam setelah anak-anak lahir. Kondisinya kembali kritis. Dan dia harus berada di ruang isolasi."

"Lakukan operasi itu, oppa. Eonni harus sembuh."

"Aku juga ingin seperti itu. Tapi Yuju bilang, Eunha ingin sekali melihat wajah anak-anak. Jadi setidaknya Eunha harus bangun lebih dulu, dan kami akan langsung melakukan operasi. Tapi kalau sampai besok, Eunha belum bangun. Kami terpaksa mengingkari janji."

Sinbi berada di ruang rawatnya sendiri, dia sadar diri dengan posisinya dan tidak mungkin menahan Sowon. Tapi beberapa orang tiba-tiba datang dan membawanya pergi.

S
K
I
I
P

Beberapa tahun kemudian...

"Eomma... eomma hiks.. hiks.."
"Aeri kenapa?."

"Uni..."tunjuk balita itu pada balita lain yang terlihat bahagia

"Eomma, Mereka rebutan mainan."jelas seorang anak yang lebih tua dari mereka

"Jimin... tidak boleh seperti itu. Minta maaf pada Aeri."

Jimin mengulurkan tangannya, tapi tangan kecil Aeri tampak ragu.

"Tidak apa-apa sayang."

Aeri dan Jimin berbaikan, mereka akhirnya bermain bersama lagi.

"Yeji, bawa dongsaengdeul main diluar. Eomma harus bicara dengan teman eomma."

"Ne eomma."

Anak-anak kembali bermain dan meninggalkan ibu mereka yang masih mengobrol dengan teman-temannya.

"Aku masih tidak habis pikir dengan hidupmu, Sinbi-ya."

"Eunseo, jangan marah terus. Hidupku baik-baik saja."

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang