"Jimin... pegang tangan oppa, sayang. Sebentar lagi kita turun."ujar Sinbi lembut
Sinbi dan kedua anaknya pergi ke super market lebih dulu, lalu pergi ke rumah Sowon. Mereka sengaja naik bus, sampai halte ternyata Sowon sudah menunggu mereka.
"Kenapa tidak pakai mobil?."tanya Sowon saat Sinbi dan anak-anak sudah berdiri di dekatnya
"Anak-anak ingin naik bus, dan biar lebih cepat oppa."jawab SinbiSowon lalu mengendong Jimin dan berjalan lebih dulu. Dia harus menunjukan jalan ke rumahnya.
"Sacun, apa masih jauh?."tanya Jimin
"Sedikit lagi. Atau Kita lari saja?."jawab Sowon sekaligus bertanya"Andwae!!."larang Sinbi, "nanti kalau jatuh bagaimana?."
Sowon malah tersenyum meledeknya dan sedikit berlari menjauhi Sinbi
"Aishh... jinjja..."dumel Sinbi pelan, dia lalu mengenggam tangan Hyunjin dan dengan terpaksa berjalan lebih cepat juga.
"Oppa!!!."
******
"Hyung, kenapa kau terlihat bahagia?."tanya Jeno merasa aneh saat kakaknya datang dengan wajah berseri-seri
"Eomma mengamuk..."bisik Hyunjin
"Ne?..."Jeno bingung
"Lihat saja sendiri."Jeno ingin melihat, tapi rasa penasarannya kalah dengan rasa takut pada Sinbi. Ibunya menakutkan saat marah.
"Ini rumahku, bi. Mana boleh kau menghukumku disini?."keluh Sowon
Yuju dan keluarganya yg kebetulan sedang berkunjung juga merasa aneh dan menghampiri mereka. Tapi belum juga bicara, dia sudah disuruh pergi lagi.
"Oppa, bawa Jimin ke dalam. Aku masih ada urusan dengan kakakmu."pinta Sinbi pada Yuju
Yuju menurut saja, bisa gawat kalau dia membantah.
"Jiminie masih ingat samchon?... Jiminie sudah makan?."cerocos Yuju sambil mengandeng tangan Jimin dan membawanya masuk ke dalam.
"Oppa, kau sadar apa yang kau lakukan tadi?."tanya Sinbi serius
"Kalau tidak sadar, aku mana mungkin disini?."jawab Sowon"Keluar dan renungkan kesalahanmu."
"Bi... ini rumahku!."
"Aku tidak peduli!."Sinbi tetap memaksa Sowon keluar dari rumah.
"Waeyo?."tanya Renjun
"Ayahmu, benar-benar kekanakan."jawab Sinbi masih kesal
"Akh, tidak aneh sih. Dia memang kadang memalukan."Renjun setuju dan sedikit malu dengan tingkah ayahnya******
"Renjun-ah, panggil ayahmu, ajak dia makan."
"Nde imo...""Sinbi-ya..."panggil Umji
"Wae?."
"Anak-anak sepertinya sangat menyukaimu."Sinbi tersenyum saja menanggapi perkataan Umji.
"Dulu, saat aku baru berkencan dengan oppa. Anak-anak sulit sekali di dekati. Kami baru dekat setelah aku ikut oppa tinggal bersamanya."cerita Umji
"saat kalian kencan, anak-anak umur berapa?."
"Empat, mungkin jalan lima."
"Mereka pasti sedang lucu-lucunya.""Sinbi, kau sudah tidak marah?."
"Siapa yang marah?."
"Kau, tadi kau menghukumku!."
"Duduklah, jangan banyak bicara."
"Ck..."
"Oppa..."Sinbi dan Sowon berdebat tak penting, tapi meskipun seperti itu, mereka berdua kompak membereskan meja makan dan memanggil anak-anak untuk segera makan bersama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance
De TodoMemiliki nama yang sama, bukan berarti memiliki takdir yang sama. Dan karena kesamaan nama itu, kesalahan terjadi diantara mereka.