Part 14

65 16 0
                                    

"Eunseo-ya..."
"Wae?."

"Kenapa tidak bilang kalau Eunbi pindah lagi ke Seoul?."
"Kenapa aku harus mengatakannya padamu?."

"Itu..."

"Kau masih menyukai Eunbi?."
"Ne."

"Dia tidak tertarik punya hubungan dengan pria. Tapi kalau kau penasaran, coba saja dekati."
"Kenapa tidak tertarik?."
"Dia hanya merasa sudah hidup bahagia. Kalau seandainya dia punya kekasih atau menikah dan tidak bahagia, itu seperti menyia-nyiakan hidupnya yang stabil sekarang."

"Apa pernikahan Eunbi yang sebelumnya tidak berhasil?. Kemarin aku bertemu dengan putrinya juga."

"Dia belum menikah."
"Lalu anak itu?."
"Anak angkatnya."

"Dia punya 4 anak angkat. Jadi sebelum mendekatinya lagi. Pikirkan anak-anak juga. Kalau kau bersedia menerimanya, silahkan dekati Eunbi. Kalau tidak, jangan lakukan itu. Dia tidak akan meninggalkan anak-anak hanya untuk pria yg belum tentu membuatnya bahagia."

"Kau tidak yakin aku bisa membahagiakannya?."

"Tidak ada yang tahu soal itu. Tapi di umur kita sekarang ini. Kita harus berpikir logis."

"Kau benar juga."

******

"Sinbi-ya. Seseorang ingin bertemu denganmu."ujar Eunseo sambil mengandeng tangan Seungkwan dan masuk ke dalam toko Sinbi.

"Annyeong."sapa Seungkwan

Sinbi tersenyum karena Seungkwan menyapa-nya dengan senyuman yang ramah.

"Eunseo-ya, ke ruanganku saja bersama Seungkwan. Nanti aku menyusul."

S
K
I
I
P

"Yang mana saja, kenapa aku harus memilih?."
"Yang kencan buta siapa? Masa aku yang pilih?."

Mijoo mensejajarkan beberapa foto di depan Sowon.

"Rata-rata usia mereka tiga puluh lima tahun. Ada yang kau suka?."

Sowon menatap foto itu tanpa minat.

"Tidak ada?."tanya Mijoo lagi

"Aku tidak bisa melakukannya."
"Wae?."

"Hwang Eunbi..."

"Kau ingin dia?."

"Bukan. Dia sedang dekat dengan pria lain. Aku tidak mengerti kenapa terus memikirkannya?."

"Kau ingin dia."Mijoo menyimpulkan, "Tapi kau harus tetap kencan buta, untuk menarik perhatian Eunbi padamu."
"Trik macam apa itu?."
"Sowon-ah, aku benar-benar kasihan padamu. Masa seperti ini saja tidak mengerti?."

******

"Seungkwan menyukaimu, Sinbi-ya."
"Nan arra."
"Jadi?."
"Aku tidak tertarik."

Eunseo menghela nafas mendengarnya.

"Jinjja?."
"Nde."

"Kau suka dia 'kan?."
"Mwo?."

Sinbi terlihat bingung, temannya ini bertanya apa?.

"Ayahnya kembar?."
"Aniya!!. Dia kakak iparku!."
"Mantan kakak ipar!."

"Eunseo-ya, sebaiknya kau pikirkan pernikahanmu saja. Kalian bertunangan hampir lima tahun."

"Seola oppa sibuk."
"Yakin?."
"Tentu saja. Lagipula aku juga belum ingin menikah."
"Kalau begitu jangan memaksaku dekat dengan siapapun. Kau saja seperti itu."

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang