32

1.5K 58 4
                                    

Melihat kondisi Hera saat ini, maka Max langsung membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Begitu mendapatkan pemeriksaan dokter, Max diberitahu bahwa kandungan Hera baik-baik saja. Luka Hera pun tidak ada yang serius. Hera hanya perlu beristirahat untuk memulihkan kondisinya dan Max diminta untuk selalu bersama Hera karena dia pasti mengalami trauma atas apa yang terjadi.

Bahkan tanpa diberitahu oleh dokter Max tidak akan meninggalkan Hera. Max selalu ada di dekat Hera dan Hera pun tidak pernah mengizinkannya pergi. Hera selalu memegang tangan Max dengan begitu erat takut jika sewaktu-waktu pria itu pergi lagi.

Max duduk di sebelah ranjang perawatan Hera. Pandangan Max selalu mengarah pada wajah Hera yang tampak mengalami luka memar di beberapa sisinya. Max kini meraih tangan Hera dan di sana juga ada luka yang terlihat seperti luka bekas cambukan ikat pinggang. Max tahu betul luka itu karena dulu pernah mendapatkannya dari ikat pinggang Aaron.

"Aku sangat takut. Aku kira kau tidak akan datang." Hera menangis lagi saat Max menyentuh tangannya.

"Aku pasti akan selalu datang untukmu, jadi jangan menangis lagi." Max mengusap air mata yang jatuh di pipi Hera.

Hera sudah mendengar dari Max tentang apa yang sebenarnya terjadi dan itu benar-benar mengejutkan, tapi Hera juga bersyukur karena Lucy tidak berakhir di tangan orang yang jahat. Hera tahu kalau orang tua pasti akan melakukan apapun untuk menyelamatkan anaknya, tapi sulit untuk membenarkan perbuatannya jika ada anak lain yang harus menjadi korban demi semua itu.

Hera kembali memeluk Max dengan sangat erat dan tentu Max tidak akan menolak pelukan itu. Setelah apa yang terjadi hari ini, Max merasa mungkin seharusnya ia tidak menghindari atau menahan perasaan apapun yang muncul karena Hera. Kalimat bahwa seseorang akan menjadi berharga setelah dia tidak ada lagi, Max tidak mau kalimat itu menjadi kenyataan dalam hidupnya karena itu berarti penyesalan telah datang padanya. Jadi, mulai sekarang Max akan lebih menghargai Hera.

Jean memang masih punya tempat di hati Max, tapi Hera juga telah membuat tempatnya sendiri. Hera telah membuka hati yang selama ini terkunci begitu rapat. Kehadiran Hera bagaikan air menyejukan yang telah menyegarkan taman bunga di hati Max yang telah lama layu.

Membayangkan Hera pergi dari hidupnya adalah sesuatu yang menakutkan bagi Max. Entah sejak kapan ketiadaan Hera bisa mengacaukan hidupnya, tapi Max tidak ingin menyembunyikannya lagi. Max ingin Hera tetap ada di sini bersamanya dan hidupnya akan baik-baik saja jika hal itu teejadi.

"Jika aku memintamu untuk tidak pergi. Apa kau akan melakukannya?" Max bicara dalam posisi maaih memeluk Hera.

"Apa?"

Max melepaskan pelukannya, lalu menatap Hera dengan begitu serius. "Jangan pergi bahkan setelah anak kita lahir. Kau juga tidak perlu memikirkan utang ibumu atau kau adalah pelacurku, tapi tinggalah sebagai ibu dari anakku." Dan kalimat ini akhirnya keluar dari mulut Max.

Hera sungguh tidak menduga kalau kalimat itu akan keluar dari mulut Max. Namun, Hera juga ingin tahu, apa alasannya? Apa yang membuat Max ingin tetap bersamanya?

"Kau pasti bertanya apa alasannya, tapi bisakah kita tidak memikirkan semua itu? Apakah kita bisa hanya menjalani saja semua ini?" ucap Max lagi.

"Maksudmu, kita menjadi pasangan yang normal?" tanya Hera.

"Ya, pasangan yang normal. Bukankah itu yang kau inginkan? Apa kita bisa melakukannya? Aku hanya akan fokus padamu, tidak ada tempat untuk wanita lain."

Mendapatkan pengakuan seperti itu dari Max tentu saja membuat Hera bahagia, sebab ia tidak lagi melihat Max sebagai iblis, tapi sebagai penyelamatnya di masa lalu dan masa sekarang. Seorang pnyelamat yang telah mencuri perhatiaannya dan mencuri hatinya sejak dulu.

Gadis Jaminan Tuan Max [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang