Semakin dekat hari pernikahannya, Jean malah semakin merasa kalau Kevin seolah menjauh dirinya. Hari ini, Kevin bahkan tidak sekalipun datang menjenguknya. Kevin hanya memberikan kabar kalau dia sedang sibuk mengurus bisnis. Namun, apakah Kevin memang sesibuk itu sampai tidak bisa datang bahkan di malam hari?
Saat ini, Jean sendirian di ruang perawatannya. Jean merasa kesepian, padahal sebelumnya ia mengira kalau hidupnya akan baik-baik saja jika mendapatkan seorang pria kaya sebagai kekasihnya. Di saat-saat seperti ini, Jean menjadi mengingat Max, tapi kabar yang ia dengar malah Max sedang pergi berlibur ke Pulau Jeju bersama seorang wanita yang saat ini sedang mengandung anaknya.
Kabar itu sangat mengejutkan untuk Jean, sebab ia mengira kalau Max belum bersama siapapun saat ini, tapi dia sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Hidup Max sepertinya jauh lebih baik dari yang ia duga.
"Siapa wanita itu?" gumam Jean.
"Setidaknya aku harus mengucapkan selamat pada Max, kan? Aku bisa bicara dengannya dengan alasan itu." Jean kembali bicara sendirian, kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi Max. Beruntung kali ini Max tidak kembali memblokir nomornya.
Sementara itu, Hera yang mulai bosan menunggu Max, kini dibuat kaget oleh suara deringan ponsel yang entah milik siapa. Hera berdiri dan mencari sumber suara, lalu ia melihat ponsel Max yang tergeletak di dekat ranjang. Hera rasa, Max tidak sengaja menjatuhkan ponselnya karena terlalu buru-buru tadi.
Hera mengambil ponsel Max dan melihat kalau ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Karena ponsel Max yang terus saja berdering, jadi Hera putuskan untuk menjawab telepon itu.
"Halo?" ucap Hera.
Jean terkejut ketika mendengar suara seorang wanita. Jean sempat menurunkan ponselnya untuk memastikan kalau yang ia telepon benar nomor Max. Lalu, Jean mengingat kalau Max sedang berlibur bersama seorang wanita dan Jean yakin inilah wanita yang saat ini bersama Max.
"Apa kau wanita yang berlibur bersama Max?" tanya Jean.
Hera pun sama terkejutnya saat mendengar suara seorang wanita di seberang sana. Wanita ini bahkan tahu kalau Max sedang berlibur. Siapa dia? Seberapa dekat dia dengan Max?
"Ya, itu aku, Hera. Kau siapa?"
"Aku ..." Jean memberikan jeda karena rasanya tidak benar jika harus mengungkap dirinya adalah mantan kekasih Max. Max juga sepertinya tidak ingin mengungkap masa lalunya dan itu mungkin pilihan terbaik saat ini.
"Aku Jean. Aku wanita yang Max selamatkan waktu itu. Apa Max menceritakannya padamu?"
"Ya, Max menceritakannya. Tapi Max sedang keluar dan ponselnya tidak sengaja tertinggal di kamar hotel. Jika ada yang ingin dibicarakan, kau mungkin bisa memeleponnya lagi nanti." Hera cukup tenang setelah mengetahui siapa wanita ini.
Jean adalah calon istri dari anak bos Max, jadi mereka pasti tidak memiliki hubungan apa-apa. Astaga, Hera baru menyadari betapa bahagianya ia saat tahu kalau Max tidak punya hubungan apa-apa dengan Jean. Namun, untuk apa Jean menelepon Max?
"Aku menelepon untuk memberimu selamat karena aku dengar kau sedang hamil. Calon Ayah mertuaku bahkan sampai menghadiahkan kalian perjalanan berlibur setelah mendengar kehamilanmu."
Hera sempat mengira kalau Max merencanakan liburan atas inisiatifnya sendiri, tapi ternyata tidak. Walau sempat menolak liburan ini, tapi Hera merasa kecewa sekarang. Jika tidak ada hadiah liburan, maka ia akan tetap terkurung di rumah megah Max.
"Selamat untuk kehamilanmu. Semoga kita memiliki kesempatan untuk bertemu," ucap Jean lagi.
"Terima kasih." Hera hanya membalas dengan singkat.
![](https://img.wattpad.com/cover/362009304-288-k191359.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Jaminan Tuan Max [21+]
Roman d'amourHera kira, hidupnya telah cukup buruk selama ini, tapi ia salah karena masalah yang lebih besar telah datang untuk memperburuk hidupnya. Ibunya berutang pada seorang lintah darat bernama Max dan ketika utang itu tidak bisa dibayar tepat waktu, maka...