39

2.2K 63 0
                                    

"Tuan Max pergi sejak semalam dan belum kembali sampai sekarang. Aku juga tidak tahu ke mana Tuan Max pergi."

Hera terdiam setelah mendengar jawaban Ravi setelah ia menanyakan keberadaan Max. Semalam, Hera tidur terlalu nyenyak sampai tidak menyadari kalau Max pergi meninggalkannya. Namun, ke mana Max pergi tanpa memberitahu Ravi? Jika Ravi tidak tahu, maka bukankah itu berarti Max tidak pergi untuk sesuatu yang ilegal?

"Apa kau membutuhkan sesuatu? Kau bisa memberitahuku," ucap Ravi lagi.

"Tidak. Aku akan membantu Lucy bersiap-siap untuk pergi ke sekolah." Hera pergi meninggalkan Ravi sembari kembali menghubungi Max, tapi tetap tidak bisa.

"Apa yang membuat Tuan Max pergi semalam itu?" Ravi ikut bergumam karena ia sungguh tidak tahu apapun tentang kepergian Max kali ini.

Saat Hera sedang membantu Lucy menyiapkan perlengkapan sekolahnya, sebuah pesan masuk ke ponsel Hera. Pesan dari seseorang yang tidak dikenal, tapi isi pesan itu membuat Hera sangat terkejut. Bagaimana tidak? Sekarang, Hera menerima kiriman foto yang memperlihatkan Max dan Jean yang sedang berpelukan bahkan berciuman.

Melihat dari gaya rambut dan pakaian mereka, Hera tahu kalau foto itu bukanlah foto lama. Apalagi kini Hera menyadari kalau celana yang Max pakai dalam foto itu sama dengan yang Max pakai semalam.

Setelah foto, Hera kini menerima pesan lagi dari nomor yang sama dan kali ini isinya adalah sebuah alamat. [Mereka bermalam di sana.] Itulah tulisan pelengkap pada pesan itu. Kata bermalam, apa itu berarti mereka tidur bersama?

Hera langsung pergi dari kamar Lucy bahkan tanpa mengatakan apa-apa pada anak manis itu. Hera mendatangi Ravi dan memohon agar diantar ke suatu tempat. Hera tidak mengatakan kenapa ia harus pergi ke sana, tapi Hera berkata, "Kau akan mengantarku atau akan pergi sendiri."

"Baiklah. Aku akan mengantarmu." Inilah keputusan akhir Ravi. Ravi melihat Hera begitu tergesa-gesa, jadi ia berpikir mungkin ada sesuatu yang mendesak atau bahkan berhubungan dengan Max, jadi ia putuskan untuk mengantar Hera.

***

"Ini arah rumah lama Tuan Max," ucap Ravi setelah menyadari ke mana arah yang Hera berikan padanya.

"Coba aku lihat alamatnya." Ravi kembali bicara, lalu Hera menunjukkan sebuah alamat padanya dan itu memang benar alamat rumah lama Max.

"Jadi, Max punya rumah yang lain?" tanya Hera.

"Ya, rumah yang dulu dia tempati sebelum pindah ke rumahnya yang sekarang. Tapi, kenapa kau ingin ke sana? Dan siapa mereka yang tertulis dalam pesan itu?"

Hera tidak mengatakan apa-apa untuk menjawab pertanyaan Ravi. Hera hanya terdiam karena sakit sekali jika harus menceritakan semuanya sekarang. Hera pikir, hubungannya dan Max sudah baik-baik saja dan Max bahkan sudah berjanji akan melupakan Jean, tapi kenapa semua ini terjadi? Apa selama ini mereka diam-diam masih berhubungan?

Ravi sungguh tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini. Siapa yang mengirimkan pesan itu pada Hera? Dan siapa mereka yang dimaksud? Apakah Max bersama seseorang di sana? Astaga, Ravi sangat pusing sekarang.

Begitu sampai di lokasi tujuan, Hera langsung bergegas keluar dari mobil, lalu masuk ke rumah yang pintunya tidak dikunci. Begitu masuk ke sana, Hera melihat botol minuman, baju dan pakaian dalam wanita yang berserakan di lantai dan sofa bercampur dengan pakaian milik Max. Hera begitu terkejut melihat semua tumpukan pakaian itu, begitu juga dengan Ravi yang dibuat semakin bingung saat ini.

Pandangan Hera kini mengarah pada sebuah kamar yang pintunya tampak sedikit terbuka. Hera memberanikan diri untuk mendekati kamar itu, lalu perlahan membuka pintunya. Ketika pintu baru setengah terbuka, Hera sudah melihat Max dan Jean yang tidur di ranjang yang sama dan tubuh mereka tidak ditutupi oleh sehelai benang itu nyaris terlihat karena selimut yang tidak bekerja dengan benar.

Gadis Jaminan Tuan Max [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang