Max tahu tentang masa subur wanita karena sempat bertanya pada dokter selain benih yang subur, faktor apa saja yang bisa membuat seorang wanita cepat hamil dan jawabannya adalah memastikan masa suburnya. Dokter laki-laki itu juga mengatakan kalau wanita biasanya menghitung masa suburnya, jadi bisa lebih muda diketahui. Mendengar hal seperti itu, maka Max putuskan untuk bertanya pada Hera, tapi dia bahkan tidak tahu apa-tentang masa suburnya.
"Kau seharusnya menghitungnya!" Max terdengar membentak Hera, lalu pergi begitu saja.
Sedangkan Hera tampak terdiam karena tidak mengerti kenapa Max tiba-tiba menanyakan hal seperti itu padanya. Pertanyaan Max membuat Hera takut, sebab pasti ada sesuatu jika Max sampai menanyakan itu padanya.
Jangankan menghitung masa suburnya, Hera bahkan pernah melupakan ulang tahunnya sendiri karena terlalu sibuk bekerja. Ketika rasa sakit datang bulan di hari pertama menyerangnya, Hera rasanya ingin mati saja saat itu karena selain kram perut, ia juga harus menahan lapar dan harus bekerja agar mendapatkan uang. Hera terlalu fokus memikirkan bagaimana caranya bertahan hidup, sampai akhirnya ia ingin menyerah saja.
"Apa lagi sekarang?" gumam Hera, lalu ia melihat ada kalender di atas meja.
Hera mengambil kalender itu dan mulai menghitung masa suburnya. Walau tidak tahu kenapa Max menanyakan itu padanya, tapi Hera juga merasa penasaran. Hera sebenarnya tidak tahu pasti bagaimana cara menghitungnya, tapi ia ingat pernah secara tidak sengaja menonton video yang membahas tentang masa ovulasi seorang wanita, jadi ia akan menghitung berdasarkan ingatannya itu.
Ketika Max duduk sendiri di ruang kerjanya dan menatap hasil tes keduanya, seseorang terdengar mengetuk pintu, lalu anak buahnya masuk dan mengatakan kalau Hera ingin bertemu dengannya. Pria itu bertanya pada Max apakah Hera boleh masuk atau tidak, sebab Hera mengatakan kalau ada yang ingin dia katakan pada Max.
"Apa yang ingin dia bicarakan?" gumam Max. Namun, pada akhirnya, Max memberikan izin pada Hera untuk masuk ke ruang kerjanya, lalu ia memasukan hasil tesnya ke dalam laci meja kerjanya.
Hera pun masuk dengan membawa kalender yang beberapa tanggalnya telah diberi tanda coretan, lalu diletakan di depan Max. "Apa ini?" tanya Max.
"Setelah aku hitung-hitung, aku rasa itu adalah tanggal masa suburku," jawab Hera yang membuat Max langsung mengambil kalender itu.
Max menatapnya dengan begitu seksama, lalu menyadari kalau ia berhubungan dengan Hera di beberapa tanggal masa suburnya, bahkan pernah tidak memakai pengaman dan di hari itu ia bahkan beberapa kali berhubungan dengan Hera. Walau dokter mengatakan bahwa besar kemungkinan terjadinya kehamilan jika berhubungan di masa subur, tapi itu juga tidak selalu berhasil.
"Apa kau yakin tidak salah menghitungnya?" tanya Max.
"Aku juga tidak yakin. Itu hanya perkiraanku saja."
Max berdecak, lalu melempar kalender itu ke atas meja. "Seharusnya kau pastikan dulu sebelum memberikannya padaku!" kesal Max.
"Apa yang kau inginkan sekarang? Kenapa kau ingin mengetahui masa suburku? Apa kau takut kalau aku akan hamil? Tapi, bukankah benihmu ..." kalimat Hera terhenti karena Max yang seketika berdiri dan menatapnya dengan tatapan yang begitu tajam.
"Sudah aku duga kalau kau akan menertawakanku. Kenapa kau diam? Ayo lanjutkan ucapanmu," ucap Max.
"Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ...."
"Hanya apa?" Max menyela kalimat Hera dan saat ini ia sudah berdiri tepat di depan Hera tanpa ada lagi meja sebagai pemisahnya.
"Aku hanya mengatakan apa yang kau katakan padaku. Apa itu salah?" Hera tetap bicara walau ia sedang ketakutan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Jaminan Tuan Max [21+]
Storie d'amoreHera kira, hidupnya telah cukup buruk selama ini, tapi ia salah karena masalah yang lebih besar telah datang untuk memperburuk hidupnya. Ibunya berutang pada seorang lintah darat bernama Max dan ketika utang itu tidak bisa dibayar tepat waktu, maka...