Part 18

1.3K 133 25
                                    

"Apa maksud sikapmu tadi? Apa alasan kamu pergi disaat kamu tahu aku gak mengizinkan itu?"

Genggaman terlepas, kemarahan terungkap tak lagi bisa disembunyikan. Menggebu terlalu hebat hingga detak jantung berirama berbeda dari biasanya, apa yang terjadi seperti memecah belenggu amarah kepada sosok yang kini menatapnya sendu.

Sial!

"Kamu lihat gimana seriusnya keadaan disaat kamu nahan aku pergi? Semuanya memerhatikan kita, Ge. Aku hanya gak mau namamu rusak akibat terbongkarnya hubungan kita, kita janji untuk berjuang bersama, kan? Kamu gak boleh lakukan itu sendiri tanpa persetujuan dari aku, aku gak mau kamu terluka." Shanira menyampaikan pendapatnya, walau siap menerima cercaan sang kekasih akibat tindakannya.

"Harusnya kamu peka betapa aku ingin menunjukkan pada dunia siapa kamu di mataku, aku ingin mama tahu bahwa kini putrinya memiliki seorang kekasih. Aku juga ingin keluarga Ferry tahu bahwa mereka gak perlu susah payah bertemu denganku untuk mengenalkan anak mereka dan merencanakan perjodohan kita. Harusnya kamu lihat sisi lain dari tindakan aku tadi, Shani."

Napasnya memburu, kentara menahan gejolak agar tidak terlihat sang kekasih. Tidak lagi ingin memenangkan ego, tidak lagi memperjuangkan satu pihak untuk menang tanpa mendengar pendapat pihak lainnya.

Grazella sadar ia dan Shanira terbiasa menggesekkan ego yang sama besarnya ketika berselisih paham. Gesekannya bahkan tak jarang menimbulkan percikan api yang mematikan. Berhenti pun bukan karena sadar ego masing-masing sudah terlalu besar, namun ia sadar bahwa mereka mulai berperang lewat silet keheningan. Sering ia mencoba menahan diri, menerima pendapat tanpa memperbesar masalah tetapi apa yang dilakukan Shanira tadi mengobarkan kembali apa yang coba diluruhkan.

"Aku tahu ini sulit tapi aku juga tahu bagaimana kamu menekan hati untuk menerima kenyataan bahwa kekasihmu akan dijodohkan, keraguanmu cukup sewaktu kita belum punya pegangan untuk membuktikan hubungan. Aku sayang sama kamu, aku gak akan rela kamu terluka akibat tindakanku yang mungkin gak aku sadari." Tutur kata mulai tertata, mencoba memikirkan sisi Shanira yang diakui tidak sepenuhnya salah.

Grazella membalikkan tubuhnya, menghindar dari apapun tentang Shanira untuk beberapa waktu sebab ia masih berperang pada pikirannya sendiri. Grazella tidak mau hubungan ini berakhir, hei mereka baru saja pacaran selama satu hari.

Setelah merasa hatinya mulai bisa bereaksi normal, arah tubuh pun kembali ditujukan pada Shanira dan betapa terkejutnya ia melihat sang kekasih tengah berlutut dengan pakaian yang terlepas dari tubuhnya.

Dan kembali ia dibuat terkejut saat telinganya menangkap isak lirih yang coba untuk diredam, Grazella menyisir rambutnya ke belakang. Bukan ini maunya, bukan ini inginnya untuk membuat Shanira berlutut dan memohon maaf darinya.

"Aku salah, a-aku minta maaf, Ge. Maaf buat kamu marah, t-tolong jangan m-marah lagi." Kalimat nyaris tak selesai akibat isak tangis yang mengiringi ucapannya, Shanira benar-benar takut dan selalu tidak siap menghadapi kemarahan Grazella pada dirinya.

"Sayang, jangan nangis. Aku kekerasan ya ngomongnya? Maafin aku ya, aku begitu karena aku gak mau kamu merasa kecil di hadapan mereka. Maaf kalau aku salah mengambil langkah, aku begini karena aku sayang sama kamu." Rengkuh tubuh pun terjadi, tak mau bila Shanira kedinginan, tangannya bergerak mengambil jas sang kekasih kemudian Grazella kenakan di tubuh Shanira yang masih menunduk takut.

"K-kamu marah?" Tanya Shanira setelah isak tangisnya berhenti.

"Iya." Lugas Grazella menjawab, tak berniat berbohong untuk menyenangkan hati pasangannya.

Shanira mengedepankan bibirnya, hampir kembali menangis bila Grazella tak segera memeluk perempuan yang porsi tubuhnya melebihi dirinya. Dalam dekap yang tidak ingin dilepas, Grazella tertawa. Sosok yang menenggelamkan wajah di lehernya selalu menggemaskan jika ingin membuatnya tidak kesal lagi, walau tak jarang juga kepalanya sakit atas perilaku menyebalkan Shanira.

Tu Es Mon ÂmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang