Part 38

1K 101 0
                                    

Tumpukan berkas seolah mencekik leher saat sebuah fakta mengganggu, pekerjaan di ruangan besar ini menghambat masa istirahat yang seharusnya diselimuti oleh ketenangan. Mencari seluk-beluk akan arti kebahagiaan sesungguhnya, mencari raga seseorang yang seharusnya memberinya semangat melalui pesan suara.

Kembali decakan kesal terdengar, kesabaran dalam diri seorang perempuan cantik berpakaian formal khas orang kantoran mulai terkikis.

Rasa tidak senang pun disematkan pada siang pencipta, apa tidak bisa Tuhan membawa penyemangat nya pulang untuk melepas rindu? Sungguh waktu tiga minggu berhasil membuat Grazella, si penggerutu kehabisan simpanan oksigen, ia sudah seperti robot yang memiliki hidup monoton. Bila Shanira izinkan, ia akan mencampakkan semua berkas memusingkan ini dan minum wine untuk menenangkan pikiran.

"Betah banget di kota orang, dia gak kangen pacarnya atau gimana sih? Bandel banget ninggalin aku tanpa kabar dua hari ini, ngapain pusing-pusing ke tengah hutan yang susah sinyal coba? Kalau gini aku gak bisa dapetin kabar kamu Shani, atau aku diam-diam buatin tower stasiun biar gak ada alasan buat gak ngehubungin?"

Perbedaan tempat antara dirinya dengan sang kekasih membuat komunikasi pun terhalang oleh sinyal, Shanira memberinya kabar hanya saat sinyal sedang bagus tetap bila tidak maka satu pesan pun tidak akan tampil di notifikasi ponselnya.

Grazella mendongakkan wajahnya melihat langit ruangan berwarna putih, bila Shanira ada mungkin ia tidak akan selelah ini, bila Shanira ada mungkin juga pikirannya tidak akan se kusut dan bercabang seperti ini.

Grazella masih menahan diri untuk tidak menghampiri Shanira dan membawa kekasih nakalnya pulang, namun bila terus putus komunikasi seperti ini maka rencana itu akan segera dirinya laksanakan.

"Kangen Shani, aku butuh recharge tubuh aku ke pelukan kamu, Shani."

Di tengah kebisingan isi kepala, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka tanpa diketuk dan terlihat dua manusia dengan senyum manis menghampirinya yang masing-masing tangan mereka membawa kantong plastik berisi makanan.

Grazella tentu tidak akan terkejut melihat kedatangan adik-adiknya yang tiga minggu ini menjadi teman sekaligus tempatnya berkeluh kesah. Perlahan hubungan saudara mereka mulai rukun meski perlu banyak waktu lagi, ia bersyukur Zee dan Christa hadir untum menghibur dan menjaganya saat Shanira tidak bersamanya.

"Tumben jam segini datengnya? Ngapain aja kalian kok telatnya dua jam?" Rangkum tanya tersebut tak ayal membuat Zee dan Christa tersenyum kikuk, tidak bisa memberitahu alasan sebenarnya atas keterlambatan mengunjungi kantor sang kakak.

"Habis pulang kampus Zee sama Christa ke rumah dulu buat ganti baju, gerah ci kalau pakai baju kampus terus kami mampir ke minimarket dulu buat beli makanan, stok cici di kantor." Ucap Zee tidak sepenuhnya berbohong, memang mereka berganti baju namun tidak setelah dari kampus melainkan pergi ke suatu tempat.

Berbagai bujukan serta alasan Alesha sewaktu datang menemuinya untuk menjabarkan rasa tidak suka atasan sikapnya pada Chika membuat Zee membenah diri dan sedikit merubah cara bicaranya pada sosok yang menjadi teman main di masa kecil mereka. Mencoba mengerti meski sampai saat ini Chika belum juga memaparkan alasan kepergiannya yang tidak disukai Zee, ia masih menutup diri untuk itu.

Zee kini tahu mengapa Christa selalu berada dalam lingkaran Chika, ternyata mereka mencari tahu anggota keluarga Chika yang dirumorkan masih hidup. Keempatnya sibuk mencari tahu keberadaan sosok itu meski tidak diketahui rupanya, berbekal bukti-bukti dalam genggaman mereka nekat pergi ke panti asuhan terpencil itu.

Flashback On...

Suasana sejuk dengan pohon-pohon sebagai pemandangan menyegarkan menemani perjalanan mereka menuju rumah besar tempat anak-anak kurang beruntung menaungkan diri. Empat manusia dalam mobil tersebut tak henti berdecak kagum menyaksikan keindahan sebuah desa tanpa nama itu, desa terpencil dibandingkan daerah perkotaan dan luasnya mungkin seperempat dari wilayah desa biasanya.

Tu Es Mon ÂmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang