Part 40

544 67 0
                                    

Fakultas Ekonomi dan Bisnis tengah mengadakan acara besar untuk memperingati hari ulang tahun fakultas membuat banyak kegiatan di area kampus sehingga waktu belajar mengajar diundur beberapa hari ke depan. Saat ini, semua mahasiswa di fakultas tersebut sedang sibuk memikirkan apa yang nantinya akan dipamerkan di hadapan dekan juga rektor.

Salah satu di antara beberapa kelas, anggotanya sibuk berdiskusi mengenai penampilan mereka. Christa, mahasiswa yang duduk di kelas tersebut hanya diam mendengarkan perdebatan teman-temannya yang tidak setuju bila kelas mereka akan menampilkan drama kerajaan nusantara.

"Gue mau Christa yang ngambil alih peran ratu itu, lo liat aja nih mukanya cocok banget jadi ratu. Tenang, berwibawa, kalem gak kayak si dedemit sok narsis itu." Salah satu temannya dengan bangga mempromosikan gadis yang terkejut saat namanya terpanggil, wajah enggan tidak berusaha ditutupi karena ia memang tidak berniat memainkan peran apapun.

"Lo kok nyolot banget sama gue, punya masalah apa lo? Dibandingkan tuh anak jelas gue lebih cocok meranin peran ratu, gue jauh lebih berwibawa dan bijaksana daripada dia!" Gadis yang dijadikan perbandingan dengan Christa berdiri dengan wajah emosi, tidak suka bila dirinya dipandang rendah dibanding teman satu angkatannya itu.

Sedari awal mereka masuk dan menjadi teman satu kelas, semua orang tahu bahwa Shakira Elshanum tidak menyukai entitas Christa di kelas mereka. Shakira selalu menganggap dirinya kalah eksis dengan kembaran Zee tersebut dan itulah mengapa ia sangat berusaha untuk merusak reputasi Christa di depan semua orang.

Teman-teman yang lain pun menghela napas tanpa ingin ikut campur mengenai masalah tak penting ini, bagi mereka Shakira adalah partikel tidak berguna yang seharusnya diacuhkan saja. Toh Christa pun tidak pernah mempermasalahkan sikap gadis itu, malah ke arah tidak menganggap Shakira ada dalam hidupnya.

"Aku juga gak berminat ikut andil acara ini, bagi yang mau ngambil peran itu silahkan."

Semua orang menatap pada sosok yang masih duduk tenang dengan ponsel dalam genggaman, tampak acuh pada perhatian yang tertuju padanya. Christa malah sibuk berkirim pesan pada kakak tingkat kesayangan yang berjanji akan menjemputnya setelah kelas, alasan utamanya menghindari kegiatan apapun setelah perkuliahan.

"Jangan dong, Chris. Muka lo tuh cocok banget jadi ratu dan Raka yang jadi rajanya, gak usah dengerin omongan nenek lampir ini ya? Padahal udah gue daftarin nama lo buat pemain utama." Celetuk salah seorang gadis yang duduk di samping Christa, berusaha mengambil atensi yang diberikan pada benda pipih tersebut.

Seperti inilah sikap seenaknya manusia berlabel teman yang tidak Christa sukai, saat seseorang menganggap orang lain sebagai temannya, entah mengapa timbul perasaan berkuasa untuk mengatur gerakan orang lain dan itu membuatnya sangat tidak nyaman. Christa memandang lurus temannya membuat gadis itu sedikit gelagapan, ia tidak tahu bagaimana menjelaskan situasinya saat ini.

"Aku gak pernah minta didaftarin atau apapun itu, Gladis. Jangan semaunya, aku gak suka sifat itu." Nada suara serta ekspresi wajahnya membuat suasana kelas menjadi hening dan mencekam bahkan Shakira melengserkan dirinya dari lingkaran pembicaraan yang sempat panas karenanya.

"Aku udah jelas bilang, kan? Aku gak bakal ikut apapun itu jadi kalau kalian mau ngambil peran ratu, silahkan ambil sesuka kalian. Aku cabut dulu, masih banyak urusan yang jauh lebih penting dari ini." Suasana hati memburuk mengakibatkan tatanan kata yang biasanya teratur berubah hingga tak sengaja menggores beberapa hati.

Tubuh dengan tinggi semampai dan wajah cantik dipadukan outfit khas anak kuliah itu melenggang begitu saja meninggalkan ruang kelas, mencari keberadaan sosok yang katanya telah menunggu di dekat kelas. Matanya mengedar hingga perhatiannya berpusat pada seorang gadis berambut cokelat dengan memakai kemeja putih kotak dan jeans sedang berjalan ke arahnya.

Tu Es Mon ÂmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang