Part 7

1.9K 220 20
                                    

Langit mulai mengubah warnanya yang menjadi akhir bekerja bagi para karyawan, begitu pula dengan Grazella yang tengah bersiap untuk kembali ke rumahnya. Walau kepalanya beberapa kali berdenyut tak membuat perempuan itu memilih untuk menunggu sampai sakitnya berakhir, Grazella memaksa untuk pergi dan mencari sosok yang meninggalkannya sedari siang, pergi dengan membawa masalah yang begitu berat untuknya.

"Sangat tidak profesional, bukankah dia harus selalu berada di sisiku dan memeriksa keadaanku? Namun, lihatlah. Dia malah meninggalkan bosnya sendiri di ruangan memuakkan ini." Menyampirkan blazer di pundaknya, Grazella pun melangkah meninggalkan ruangannya sembari mencari keberadaan Shanira yang benar-benar hilang dari pandangan.

"Ck, mana sih dia? Ini kalau gak sampai lima menit aku temuin bakal aku tinggal tuh orang, segala ngambekan lagi." Mulut boleh berkata hal-hal yang mendeskripsikan kekesalannya namun tubuhnya malah terus mencari bahkan Grazella tidak menyadari bila tungkai kaki membawanya mengelilingi gedung yang luasnya berkisar puluhan hektar.

Hingga tubuhnya mencapai batas untuk bergerak, Grazella pun mendudukkan diri di sebuah kursi panjang yang menampilkan pancuran kecil sebagai pemanja mata. Enggan untuk melangkah lebih jauh lagi, Grazella memilih berhenti dan menunggu Shanira untuk menghampiri juga meminta maaf atas perilaku tidak santunnya.

"Capek banget, mengapa Jakarta bisa sesulit ini? Bahkan sewaktu berada di Paris aku tidak pernah sekeras ini dalam bekerja, status magister ku tampaknya tak ada gunanya." Matanya terpejam, seharian terasa begitu berat baginya untuk melakukan kegiatan seperti biasanya.

Derap langkah seseorang yang diyakini melangkah mendekat pun diindahkan nya begitu saja, semua orang berlalu lalang di sekitar area. Suara langkah itu pun menghilang menimbulkan pertanyaan dalam relung hati hingga memaksa matanya untuk terbuka dan melihat siapa yang kini mengganggu kenyamanannya.

Pertemuan kedua mata pun terjadi, binar mata yang menunjukkan kekecewaan mendalam pun terlihat tanpa ingin ditutupi. Grazella tak bisa bergerak ataupun mengalihkan arah pandangnya sebab Shanira menguncinya begitu kuat. Yah, sosok yang menghampirinya adalah Shanira. Keduanya menyelami arti tatapan itu terlalu lama hingga tidak menyadari beberapa orang berlalu lalang dan tak sengaja mendorong Shanira hingga hampir jatuh di hadapan Grazella.

"Maafkan saya, bu. Maaf, saya tidak sengaja." Permohonan maaf itu diabaikan olehnya, bukan ia yang harus mendapatkannya namun Shanira yang kini mengungkung tubuh yang membuat mereka semakin berdekatan.

"Mau sampai kapan begini?" Celetuk Grazella sukses menyadarkan Shanira yang seketika menjauhkan tubuhnya, memberikan ruang di antara mereka berdua.

Menegakkan tubuhnya di samping kursi tempat Grazella duduk, menatap ke depan tanpa berniat menoleh seolah tugasnya hanya untuk menjaga tanpa perlu berbincang dengan bosnya. Masih terekam jelas dalam pikirannya pembicaraan mereka tadi, selain itu Shanira juga menghindar agar tidak lepas kontrol seperti tadi.

"Mobil sudah saya sediakan, nona. Menurut saya, sebaiknya kita kembali pulang sebelum langit benar-benar berubah gelap. Dan nona tidak memiliki agenda pertemuan apapun pada pukul tujuh ke atas." Saran Shanira merasa Grazella masih duduk di kursi panjang itu.

"Saya hanya ingin duduk sebentar di sini, jika kamu ingin pergi maka pergilah. Sebentar lagi saya akan menyusul." Grazella kembali memejamkan mata sembari menyandarkan tubuh akibat letih tubuhnya saat ini.

Keduanya sama-sama kembali ke posisi masing-masing, Shanira mempertahankan kakinya untuk tidak gemetar berdiri hampir satu jam menunggu sang majikan yang masih betah di posisi seperti itu. Langit benar-benar berubah warna, beruntung area gedung perusahaan memiliki banyak lampu yang menjadi penerang bagi keduanya sebab hanya mereka lah yang masih betah berada di tempat itu disaat para pekerja sudah mengistirahatkan tubuh atau bertemu dengan keluarga untuk melepas penat.

Tu Es Mon ÂmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang