34. END

9 0 0
                                    

FINALLY WOIIII! CERITA NYA TAMAT, WALAUPUN DALAM KEADAAN ACAKADUL!

KENAPA AKU PENGEN BGT CEPET-CEPET TAMATIN CERITA INI?

KARNA MAU BIKIN ANAK BARU LAH! AWGAWG

KALO INI UDAH TAMAT KAN, ENAK, BIKIN ANAK BARU, KEHIDUPAN BARU HAHAHA

HAPPY READING!
~~~~~

Hari ini, hari yang paling membahagiakan bagi keluarga Anderson.

Yaps! Hari yang paling di tunggu-tunggu oleh Tara. Yaitu, pernikahan papa nya dan Tante nya, Bella.

Sedari tadi, senyuman Tara tak pernah luntur, melihat kedua orang tua nya, yang sedang bersanding di atas pelaminan, menggunakan pakaian seperti raja dan ratu.

Gadis ber-mak'up tipis itu mengeluarkan handphone nya, lalu memotret bunda dan papa nya, yang sedang tertawa bahagia.

"Jangan senyum terus. Aku gak tahan, liat nya."

Tara segera menoleh kesamping. Senyum nya semakin mengembang, saat tau itu siapa.

"Hay." Sala Tara, sumringah.

Alvin terkekeh melihat pacar nya, yang tampak sangat bersemangat hari ini. "Gimana?"

Tara mengerutkan alis bingung. "Gimana apanya Al?"

"Hari ini."

Wajah Tara kembali berseri. "Seneng banget! Udah gak jadi piatu." Celetuk Tara, membuat Alvin melebarkan mata.

"Heh!"

***

"Jangan malu-maluin," desis Ardan, geram.

Bagaimana tidak? Mereka saat ini, sedang bertamu ke-acara pernikahan papa Tara. Sudah pasti, membawa si kampret Darel kan?

Darel, tanpa rasa malu, memborong semua menu makanan. Mulut nya, tak berhenti mengunyah. Membuat Ardan, sedari tadi, menahan malu, agak menjauh dari Darel, pura pura tak mengenali sahabat rakus nya itu.

"Habis nya, mwakanan nya, ewnak bjir," ucap nya, dengan mulut yang masih penuh, dengan berbagai macam kue.

Ardan mengusap wajah nya gusar. Matanya, berpencar mencari keberadaan Alvin. Sialan! Cowok itu dengan teganya, meninggalkan dirinya berdua dengan makhluk sejenis Darel.

"Eh, si geulis! Aduh duh! Ketemu kita disini!"

Ardan hampir saja serangan jantung, saat mendengar suara membahana Abyan bak Mimi peri, yang sangat mengerikan.

Cowok lekong itu, grasak-grusuk membenar kan rambut palsu nya, dengan heboh.

Darel yang sedang makan, pun di buat nya, ternganga, dengan mulut yang penuh kue.

"Yukk BESTie! Kita makan. Aduh, inces laper. Eh neng Ardan, gak makan? Udah Ayuk sama inces, ambil nasi. Jangan malu, anggap aja rumah Tara jahanam." Celoteh boti itu.

Ardan, sudah pasrah. Dirinya sangat amat malu sekarang. Yang hanya bisa ia lakukan, hanyalah menutup wajah, dengan telapak tangan.

***

Saat ini, keluarga Anderson, sedang berkumpul di atas pelaminan. Ingin berfoto keluarga.

"Dek, agak geseran dikit," ucap sang fotografer kepada Tara.

Tara dengan senyum manis nya, bergeser sedikit.

"Emm, senyum nya gausah terlalu lebar dek," suruh nya lagi. Membuat Azka mengernyit bingung.

"Kenapa gitu pak? Terse-"

"Bukan mas, hati saya deg-deg an soal nya liat senyuman adek itu." Celetuk sang fotografer menyengir kuda.

Bella dan Andre tertawa mendengar jawaban itu. Berbeda dengan kedua Abang Tara, yang sudah menatap nya sewot.

"Akhem."

Sang fotografer itu terlonjak kaget, saat menoleh kebelakang, memperlihatkan Alvin yang sedang bersedekap dada, sembari menatap nya tajam.

"Lo mau ngefoto orang, atau mau genit?" Sarkas Alvin dingin.

Orang itu meneguk seliva nya susah payah. Bagaiman tidak? Alvin tidak hanya sendiri, melainkan kiri dan kanan nya terdapat Darel dan Ardan, yang juga ikut menatap nya datar.

"Woi! Cepetan Poto!" Teriak Azka, kesal. Ia sudah lelah, berdiri.

Dengan gelagapan, orang itu, mulai kembali kepada kamera nya. Tangan nya agak Tremor, takut jika salah bidik kamera.

"Tompel Segede gaban aja, sok-sok ngegoda cewek gue," sungut Alvin kesal.

Tara terkekeh saat melirik wajah pacar nya yang tampak memerah, karna kesal itu.

Memang, si tukang foto itu, mempunyai tahi lalat yang lumayan besar, di pipi nya.

Setelah foto, orang itu agak meminggir sebentar, karna melihat keluarga Anderson ingin berbicara dengan keluarga nya.

"Selamat ya pah, bund. Tara seneng!" Ucap Tara, antusias.

Revan tersenyum melihat adik nya, yang tampak sangat bahagia. Cowok itu, merangkul pinggang adik nya posesif. Lalu mencubit gemas hidung Tara. "Gemes banget, adek gue." Geram nya.

Azka mendengus, melihat itu. "Adek gue juga bang!"

Revan menatap Azka sinis. "Siape lo? Gak kenal!"

"Udah-udah. Kalian ini, ngga ada habis-habis nya," lerai Andre.

Bella tersenyum melihat keluarga baru nya. Tangan lentik wanita itu, mengelus lembut lengan suami nya.

Tanpa Revan dan Azka sadari. Di bawah sana, ada Alvin yang sedari tadi, cemburu. Apa lagi, saat Revan merengkuh pinggang pacar nya, dengan posesif. Membuat hati nya panas, seperti terbakar.

"Kasian, gak di ajak," celetuk Ardan, menyindir sahabat nya.

Alvin menatap Ardan, dengan tatapan membunuh. "Diem lo!"

Ardan hanya mengedikkan bahu acuh.

~~~

END! YUHUUUU!!!!!

ADA PESAN GAK BUAT AUTHOR NYA?

ATAU APA GITU?

MASAK GAK ADA SIEH?!

BYE BYE YA GAYSSS, SAMPAI JUMPA DI CERITA SELANJUT NYA! SEE YOUU!




You're Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang