Kabut tebal mengitari lingkungan Silent West Motel. Harris masih diam dan beristirahat di dalam kamarnya. Saat ini ia hanya ingin bermalas-malasan saja.
Namun, kabut itu seolah membawa gravitasi tersendiri. Udara di sekeliling motel jadi bertambah berat. Harris merasa atmosfer di sekelilingnya telah berubah. Ada sensasi guncangan di kamar motelnya, seperti gempa.
Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan di pintu kamar Harris. Ketukan yang lama-lama menjadi gedoran.
Harris pun membukakan pintu, dan mendapati ada sosok orang yang mengenakan kostum maskot ayam seperti di Otto's.
Orang berkostum ayam itu masuk dan membuka topengnya, menampakkan wajah seorang Steve Burrell.
"Steve! Sedang apa kau? Keluargamu ke mana?"
"Mereka tidak datang, Harris. Mereka tidak ikut."
Wajah Steve menampakkan suatu mimik yang kurang enak. Harris menawarkan sekaleng bir padanya.
Steve menenggak habis bir itu. Kemudian dia merasa tenang.
"Selama ini kau selalu menyebutku sahabatmu, Harris."
"Tentu saja, Steve. Itu memang benar. Kau sahabatku."
"Tidak. Aku tahu sebetulnya kau tak begitu menganggapku sahabat."
Kaleng bir itu langsung remuk di genggaman Steve.
"Kau sebetulnya orang yang tak begitu mau berkawan. Kau hanya memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuanmu. Kau bisa berganti-ganti kawan kapan saja. Bahkan kau berteman denganku hanya karena aku orang mampu!"
Tiba-tiba Steve mendorong Harris dengan sekuat tenaga. Harris jatuh ke lantai.
"Steve, ada apa sebenarnya?"
Namun Steve tidak menjawab. Dia melayangkan tinju ke wajah Harris. Pertama dia sempat menghindar, tetapi yang kedua kena sasaran. Pipi kiri Harris berdenyut. Steve langsung menginjak perutnya dan lanjut menghajarnya tanpa henti.
"Selamat tinggal, Harris."
Dia menghantam kepala Harris dengan benda tumpul yang dipegang kedua tangannya. Harris seketika tak sadarkan diri.Namun sekonyong-konyong dia terbangun di tempat tidurnya. Steve tak ada. Mimpi? Tapi begitu Harris meraba-raba daerah badan yang dipukuli Steve, ia mendapati memar-memar itu memang ada. Termasuk di kepalanya, yang kini berdenyut keras.
Di luar jendela motel, kabut semakin tebal.***
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent West Motel
Misterio / SuspensoHarris Steed seolah mendapatkan momen kebebasannya. Ia merebut sabatikal/cuti panjang yang sudah ia idam-idamkan (dengan cara yang masih dipertanyakan). Ia melaju sejauh mungkin dari dunia lamanya, hingga suatu ketika ia berhenti di Route 285 Colora...