Harris pergi ke lobi motel. Ia sedang jenuh di kamarnya, maka dia keluar mencari udara segar dan suasana baru. Harris duduk di lobi, memesan minuman, dan sesekali melamun menatap keluar jendela. Kabut masih ada di luar sana. Terdengar suara lagu lawas "Big Iron" yang dilantunkan Marty Robbins dari radio lobi.
Mr. Mason, begitu melihat ekspresi Harris yang bosan, langsung menyambutnya dengan bercerita.
"Kau tahu, para leluhurku adalah orang-orang hebat di kota ini." ujarnya, sambil menunjuk topi koboi yang selalu dipakainya.
"Mereka adalah Para Penunggang South Park, para koboi yang membela keadilan dan menjaga ketertiban di kota ini." Mr. Mason melanjutkan.
Harris hanya menaikkan satu alis. Alunan lagu "Big Iron" masih terdengar mengisahkan duel seorang Texas Ranger melawan bandit yang dikenal dengan sebutan Texas Red.
"Oh ya, sebelum kau meninggalkan kota ini, kurasa akan rugi kalau kau tidak mengunjungi tempat satu ini. Ikutlah denganku setelah ini. Anggaplah ini seperti tur dadakan, tanpa biaya ekstra!" kata Mr. Mason dengan riang.
Harris menyetujui ajakan Mr. Mason. "Tapi akan ke mana kita?"
"Yang jelas kita akan ke tempat yang amat klasik. Agar lebih menghayati, maka kita akan ke sana dengan cara yang klasik pula. Ini, kupinjamkan satu untukmu!" ujar Mr. Mason sambil menyerahkan sebuah topi koboi pada Harris.
Mereka berdua keluar lobi motel, kemudian Mr. Mason memanggil dua ekor kuda."Mereka Blaze dan Nickie. Mari, kita berangkat."
Mereka berdua berkuda menyusuri Fairplay. Matahari tinggi di atas mereka, menyibak kabut yang ada. Setelah beberapa waktu, mereka tiba di tempat yang bernama South Park City Museum.
Begitu tiba di gerbang, mereka terasa kembali ke masa lalu yang jauh. Menuju Barat Liar. Museum ruang terbuka itu betul-betul berhasil mereplikasi nuansa kota pertambangan di Amerika tahun 1860-an.
"Selamat datang di Barat Liar. Siapa tahu, kau akan bertemu para leluhurku."
Harris merasa terlempar ke masa yang bukan masa tempat dia seharusnya berada. Dia melihat, di bawah terik matahari, dua orang koboi tengah berduel. Siapa yang berhasil meraih pistolnya lebih dulu, siapa yang berhasil menembak dengan tepat lebih dulu, menentukan siapa yang menang dan siapa yang hidup.
Nampak orang-orang menengok dari jendela mereka. Orang-orang yang tengah minum di saloon menghentikan kegiatan mereka.
Koboi pertama bertopi coklat muda, dengan jaket panjang berwarna senada. Ia memiliki lencana bintang di bagian dada kemejanya--seorang penegak hukum.
Koboi kedua bertopi hitam dan mengenakan kemeja merah. Dia tersenyum dengan raut mengejek. Ia merasa yakin akan bisa memenangkan duel ini dan menghabisi sang penegak hukum.
Matahari sudah tepat berada di atas. High noon. Tangan kedua koboi dengan cepat menyapu senjata di pinggang masing-masing. Terdengar suara tembakan dan debum jasad yang terjatuh."Tentunya kau sudah tahu siapa yang menang, bukan? Kisahnya terabadikan dalam lagu country yang dinyanyikan Marty Robbins tadi, 'Big Iron.'"
Mr. Mason dan Harris kembali berkuda menyusuri jalanan Barat Liar di Colorado Modern.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent West Motel
Mystère / ThrillerHarris Steed seolah mendapatkan momen kebebasannya. Ia merebut sabatikal/cuti panjang yang sudah ia idam-idamkan (dengan cara yang masih dipertanyakan). Ia melaju sejauh mungkin dari dunia lamanya, hingga suatu ketika ia berhenti di Route 285 Colora...