Kejadian itu sudah lama sekali terjadi, tapi tiba-tiba muncul kembali di benak Harris.
Waktu itu, dia masih kecil. Saat itu kira-kira ia masih kelas 4 SD. Hari itu hari Minggu, dan entah ada apa, ayahnya mengajaknya ke kebun binatang.
Ia dan ayahnya mengendarai mobil kecil sederhana, menuju kebun binatang di tengah kota. Harris senang sekali berada di sana. Akhirnya, ia berhasil melihat secara langsung hewan-hewan yang biasanya hanya dia lihat di buku-buku pelajaran.
Harimau, singa, monyet, jerapah, rusa, bahkan pinguin. Harris kecil tampak tidak pernah lelah menjelajahi dunia baru itu.
Namun, suatu ketika di sisi lain, seorang pria aneh sedang berusaha merusak kandang harimau. Ia membawa banyak sekali peralatan.
Saat Harris melirik ke arah kandang harimau, ia melihat pria aneh itu. Dan, pekerjaannya tuntas, jeruji kandang itu terpotong lepas dari tempatnya, dan harimau-harimau langsung keluar menyongsong kebebasannya.
Kekacauan tak terelakkan lagi. Dan yang menjadi korban paling pertama tentu saja si pria aneh. Seekor harimau melompat dan mencabiknya. Tidak ada balas budi, yang ada hanya nafsu lapar yang harus segera dipenuhi.
Harris terpisah dari ayahnya saat kekacauan itu. Dia melihat seekor harimau lari mengejarnya. Harris berlari sekuat tenaga. Ia hanya berlari dengan kakinya sekencang mungkin tanpa berpikir lagi. Dia mendorong pintu museum hewan hingga terbuka dan langsung mencari tempat bersembunyi. Ia masuk ke dalam lemari dan terus berdiam di sana. Kaki dan seluruh badannya gemetar. Ia bisa mendengar gemerutuk giginya.
Ia tidak keluar dari sana, mungkin hingga berjam-jam lamanya. Ia tidak tahu. Ia tiba-tiba tertidur, dan saat terbangun, kekacauan sudah reda dan keadaan aman kembali. Ia ditemukan oleh petugas keamanan kebun binatang, ayahnya pun menjemputnya.
Setelah itu, Harris tak ingat lagi persisnya seperti apa kejadian setelahnya. Harimau-harimau itu. Ia sampai tak bisa mengingat seperti apa wajah ayahnya saat menolongnya waktu itu.***
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent West Motel
Misteri / ThrillerHarris Steed seolah mendapatkan momen kebebasannya. Ia merebut sabatikal/cuti panjang yang sudah ia idam-idamkan (dengan cara yang masih dipertanyakan). Ia melaju sejauh mungkin dari dunia lamanya, hingga suatu ketika ia berhenti di Route 285 Colora...