14. Khawatir

50 2 0
                                    

.
.
.

Happy Reading
🥀

Di sinilah mereka berdua. Di ruang UKS. Sebenarnya Zianna sudah menolak tapi Arga memaksanya untuk istirahat. Zianna duduk dengan kaki terlentang di atas brangkar dan Arga duduk di tepinya menghadap ke depan. Keduannya hanya diam tak da satu pun yang bersuara.

“Maaf,” ucap Zianna pelan.

“Untuk?” tanya Arga kebingungan.

“Kayaknya gue udah terlalu banyak ngerepotin lo,” jawab Zianna.

“Gue ga ngerasa kerepotan,” ucap Arga.

“Tetep aja, lo sampe nungguin gue disini kan?” ucap Zianna merasa tidak enak.

“Ga papa. Gue yang mau juga,” jawab Arga.

Arga meraih saku celananya. Ia mengambil ponsel dan memeriksanya. Zianna hanya memperhatikan. Arga tampak sedang membalas pesan dari seseorang.  Tak lama Arga mematikan HPnya dan mengantonginya kembali.

“Boleh gue nanya,” ucap Zianna memandang Arga ragu.

“Kenapa tadi lo meluk gue?” tanya Zianna berat.

“Gue juga gak tau,” ucap Arga.

Jawaban Arga membuat Zianna kecewa. Perempuan itu langsung memalingkan wajah. Harusnya ia tidak berharap terlalu tinggi.

“Lo gak marahkan?” tanya Arga. Cowok itu berbalik menghadap Zianna.

Zianna pikir Arga memeluknya tadi karena cowok itu mulai menyukainya. Namun Zianna salah. Naif sekali jika Zianna berpikiran seperti itu. Rasanya memang tidak mudah untuk menyimpan rasa seperti ini.

***

“Gue mau nanya. Kira-kira apa yang lagi mereka lakuin di UKS berdua?” tanya Rivaldi.

“Mana gue tau!” ucap Davin.

“Mungkin mereka lagi pegangan tangan, saling tatap-tatapan. Atau bahkan mereka ciuman? Secara kan UKS sepi. Cuman ada mereka berdua aja di sana,” Haikal tersenyum membayangkannya.

“Tapi gue gak yakin sih. Arga kaku gitu mana bisa bertindak,” Rivaldi tertawa renyah.

“Halah lo juga sama. Buktinya sampe sekarang masih jomblo,” jawab Davin membuat Haikal menertawakan Rivaldi.

“Masih mending jomblo dari pada gamon lama,” ucap Rivaldi membalas.

“Udahlah terima Nasib aja,” ujar Haikal menahan tawa.

“Diem yang cuma hts ga di ajak,” balas Rivaldi.

“Anying! Iya lagi,” ucap Haikal.

“Eh woi! Lo tau gak cewek yang bening itu? Naya kan Namanya? Adik kelas itu?” tanya Rivaldi.

“Bening banget njir! Gue pernah liat pas ke kantin,” ucap Haikal.

“Udah banyak gebetannya tuh pasti!” ucap Davin.

Hari ini mereka sedang berada di kelas. Tengah mengerjakan tugas Bahasa Indonesia. Namun karena pelajarannya cukup terbilang mudah jadi mereka bisa mengerjakan dengan santai.

Sementara Arga. Cowok itu baru saja masuk ke dalam kelas. Menghampiri teman-teman yang sedang menatap Arga bingung. Arga duduk dan membuka bukunya untuk mengerjakan tugas.

“Gimana calon pacar lo?” goda Rivaldi.

“Siapa?” tanya Arga bingung.

“Zia lah. Siapa lagi,” ucap Rivaldi.

ARGANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang