16. Sakit

67 1 0
                                    

.
.
.

Happy Reading
🥀

Hal yang paling malesin itu adalah ketika semalaman udah belajar mati-matian buat ulangan besok. Tapi ternyata semua yang dipelajari gak ada satupun yang muncul di soal ulangan. Sungguh menyebalkan bukan?

“Gue remed,” ucap Rivaldi ketika hasil ulangan dibagikan.

“Dahlah terima nasib aja,” ujar Davin.

“Ga ada gunanya gue belajar. Nilainya tetep sama gini-gini aja,” sahut Haikal dari belakang.

“Gue juga bilang apa mending mabar aja kita,” jawab Rivaldi tidak memperdulikan nilainya kecil.

“Ya setidaknya gue udah berusaha,” balas Davin.

“Lo remed juga Ar?” tanya Haikal.

“Mana mungkinlah Arga remed. Lo liat aja noh nilainya berapa,” ucap Rivaldi sambil menunjuk kertas ulangan milik Arga.

Hari ini memang jadwal ulangan harian di kelas mereka. Hal ini dilakukan agar mengetahui sejauh mana pemahaman mereka mengenai materi yang dipelajarinya.

“Lo kok dapet 7 sih Dav? Padahal lo nyontek sama gue. Malah gue yang dapet nilai jelek,” ucap Rivaldi tak terima.

“Yang kayak gitu tuh jenis temen yang gak tau diri!” ucap Haikal.

“Enak aja! Orang gue ngerjain sendiri,” ucap Davin.

“Makanya kalo guru lagi ngejelasin tuh dengerin bukannya molor dibelakang,” jawab Davin lagi membuat teman-temannya mendengus.

“Iya deh iyaa. Si paling merhatiin,” cibir Rivaldi.

Sementara Arga hanya diam sambil menatap layar ponselnya. Cowok itu gelisah karena satu nama, Zianna. Tidak biasanya Arga mengecek room chat terus menerus. Hal yang membuat Arga tidak bisa menghentikan tangannya untuk melakukan hal itu.

“Nunggu chat dari siapa lo? Zia?” tanya Davin yang menyadari Arga yang berbeda.

“Gue cuman ngecek,” jawab Arga.

“Lo gak pernah bisa bohong sama gue Ar.”

“Gue gak bohong,” ucap Arga.

Davin tahu. Arga menunggu kabar dari Zianna. Mengapa Perempuan itu tidak masuk sekolah. Bahkan Salma saja tidak mengetahui kemana Zianna saat ini.

Arga lalu merasakan ponselnya bergetar. Cowok itu kembali membuka ponselnya. Ternyata itu hanya notifikasi dari grup. Sepersekian detik kemudian Arga tampak kecewa. Tapi tunggu, mengapa dia berharap seperti itu?

“Absensi kelas ini siapa ya?” tanya Bu Vita guru kimia.

“Saya bu.”

“Hari ini Zianna tidak masuk. Tadi pagi dia konfirmasi ke saya kalo dia sedang sakit. Baik kalo begitu saya permisi,” ucap guru tersebut lalu keluar dari kelas.

Arga yang mendengar kabar bahwa Zianna sakit sedikit tak percaya. Bagaimana bisa, bahkan semalam Perempuan itu tampak baik-baik saja. Tapi jika di ingat-ingat wajah Zianna sedikit pucat. Harusnya Arga menyadarinya.

ARGANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang