12. Sebatas Teman

53 6 0
                                    

.
.
.

Happy Reading
🥀

Hari ini sepulang sekolah Zianna mendapat kabar, bahwa Gamma terlibat tawuran bersama dengan geng-nya. Zianna terburu-buru pergi ke markas yang menjadi base camp perkumpulan Gamma bersama teman-temannya. Dengan wajah yang khawatir Zianna berharap Gamma baik-baik saja. Cowok itu memang keras kepala, berulang kali Zianna mengingatkan untuk tidak melakukan hal-hal seperti ini.

“GILANG! Gamma manaa?” tanya Zianna panik.

“Mana saya tau. Saya kan gak tau,” jawab Gilang. Nyeleneh seperti biasa.

“Bisa serius dulu ga sih,” ujar Zianna.

“Eh Zia. Ada apa?” tanya Rehan menghampiri Zianna.

“Gamma mana?” Zianna beralih menatap Rehan. Berharap cowok itu tau keberadaan Gamma.

“Lo tenang dulu. Gamma di dalem, dia baik-baik aja,” jawab Rehan santai seperti mengerti apa yang dikhawatirkan Zianna.

Tanpa menunggu lama Zianna pergi begitu saja meninggalkan Rehan dan Gilang diluar. Dia sudah tidak sabar ingin melihat keadaan Gamma saat ini. Otaknya tidak bisa berpikir jernih, wajahnya memperlihatkan sorot ketakutan yang dalam.

“Gamma?” ucap Zianna saat melihat Gamma yang Tengah duduk sambil mengompres wajahnya yang penuh dengan luka lebam.

“Zia?” Gamma sedikit terkejut dengan kedatangan Zianna yang lebih cepat dari dugaannya. Inilah yang cowok itu takutkan.

Are you oke Gam?” tanya Zianna pelan lalu duduk di samping Gamma. Tangannya membelai wajah Gamma gemetar.

“Hei, it’s oke.” Gamma tidak ingin Zianna khawatir.

“Berapa kali gue harus bilang, stop-“ wajah Zianna begitu panik melihat keadaan Gamma saat ini, “-jangan pernah terlibat apapun yang buat diri lo dalam bahaya, Gam.”

“Zia? Gue ga papa. Gue aman,” ucap Gamma menenangkan Zianna.

“Trus luka lo ini apa Gam?” bentak Zianna.

Gamma menarik tangan Zianna lalu menggenggamnya.

“Sakit tau, bukannya diobatin malah dimarahin,” ucap Gamma manja.

“Maaf gue ga bermaksud,” kata Zianna menyadari ucapannya barusan.

“Mana yang sakit? Kalo engga kita ke dokter aja buat cek semuanya.” Zianna menelusuri tubuh Gamma. Perempuan itu takut ada bagian tubuh lain yang terluka juga.

“Ini,” tangan Gamma mengelus dadanya. Layaknya orang yang sangat kesakitan.

“Kenapa? Mana? Apa yang sakit?” panik Zia.

“Hati gue,” ucap Gamma.

“Ihh Gammaaa. Yang serius,” ucap Zianna marah.

“Gue serius. Hati gue sakit liat lo nangis kayak gini,” tangan Gamma tertutur menghapus air mata Zianna.

Sorry, udah buat lo khawatir.”

***

Hujan deras. Zianna dengan tergesa-gesa masuk ke dalam rumah. Karena hujan yang begitu mendadak, rambut dan pakaiannya basah kuyup. Zianna bergegas pergi menuju kamarnya lalu masuk ke dalam toilet untuk berganti pakaian. Perempuan itu baru saja pulang selepas mengobati Gamma.

“Hacihh!” hidung Zianna memerah, tubuhnya menggigil kedinginan.

“Dingin bangettt sumpill!” ujar Zianna sambil mengusap-ngusap kedua tangannya mencari kehangatan.

ARGANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang